Nasrallah: 'Death to al-Saud' Sedang Dinyanyikan di Negara Arab
23 Sep 2019 13:30
Islam Times - Sekretaris jendral gerakan perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah, mengatakan rezim al-Saud sedang berada dalam tahap akhir kehidupannya, dan para penguasa yang berkuasa mempercepat kematian rezim melalui kebijakannya.
"Rezim al-Saud sudah tua dan mungkin berada pada tahap akhir kehidupannya karena alasan alami seperti tindakan kejamnya selama 100 tahun terakhir dan korupsi sistematis dalam rezim, penindasan orang, dan totaliterianisme dari aturannya," tandas Hassan Nasrallah.
Ditambahkannya, kinerja penguasa Saudi saat ini - yang bertentangan dengan para pendahulu mereka - akan mempercepat keruntuhan rezim Saudi.
Perang yang dikobarkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) di Yaman, kejahatan yang dilakukan rezim dan campur tangan Saudi di negara-negara lain secara serius mempengaruhi masa depan kerajaan, kata Nasrallah.
"Kami saat ini melihat untuk pertama kalinya bahwa slogan 'Death to al-Saud' sedang dinyanyikan di beberapa negara Arab, dan kami melihat kekuatan politik dan populer serta pemerintah mengambil sikap eksplisit terhadap al-Saud dan campur tangannya di kawasan itu," tambahnya, menurut situs Khamenei.ir pada Senin, 23/091/9.
Nasrallah membuat pernyataan itu dalam wawancara dengan Kantor Pelestarian dan Penyebaran Karya-karya Ayatullah Sayid Ali Khamenei, khamenei.ir.
Sekjen Hizbullah itu menyalahkan Arab Saudi atas ketegangan dengan Iran, Riyadh-lah yang memulai permusuhan karena dukungan Republik Islam kepada Palestina dan gerakan-gerakan perlawanan di wilayah tersebut.
"Arab Saudi memulai permusuhan terhadap Iran setelah kemenangan Revolusi Islam [pada 1979] dan pendirian Republik Islam, yang mendukung masalah negara-negara Arab dan Islam," katanya.
Nasrallah juga mengatakan pernyataan presiden AS terbaru tentang upeti kerajaan ratusan miliar dolar kepada Washington hanya dalam satu jam setelah panggilan Donald Trump, dan diamnya media Saudi atas masalah ini menunjukkan penghinaan terakhir Saudi dengan tawa Trump.
Trump pada bulan April membual kepada para pendukungnya tentang panggilan telepon aneh dengan Raja Salman dari Arab Saudi, yang membuat raja membayar upeti lebih banyak dengan imbalan dukungan militer yang diterima kerajaan dari Washington.
Trump mengatakan dia ingin mempertahankan Arab Saudi sebagai mitra dekat karena pembelian lebih oleh rezim Riyadh dari perusahaan-perusahaan Amerika.
"Mereka (Saudi) tidak punya apa-apa selain uang tunai, kan?" kata Trump. "Mereka membeli banyak dari kita, $ 450 miliar yang mereka beli."
"Anda memiliki orang-orang yang ingin memutus Arab Saudi ... Saya tidak ingin kehilangan mereka," katanya, merujuk pada tuntutan bipartisan di Washington untuk menghukum Riyadh atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi Oktober lalu. [IT/Onh]
Story Code: 817774