Donald Trump Ancam Rusia akan Tarik Kesepakatan Perjanjian Nuklir
24 Oct 2018 18:32
Islam Times - Menurut Morales, keputusan Trump itu karena tunduk pada persetujuan Kongres. Kesepakatan nuklir Rusia-AS ditandatangani oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dengan Presiden AS, Ronald Reagan.
Presiden Bolivia Evo Morales menyebut Amerika Serikat sebagai musuh perdamaian dunia. Pernyataan itu diutarakannya setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ingin menghentikan perjanjian nuklir bersejarah dengan Rusia.
"Trump mengancam mengirim pasukannya ke perbatasan Meksiko melawan ribuan migran Amerika Tengah, setelah mengumumkan penarikan AS dari perjanjian Intermediate-range Force (INF) dengan Rusia. Dengan demikian, AS adalah musuh perdamaian dunia dan hak asasi manusia," tulis Morales dalam tweetnya, Rabu, 24/10/18.
Menurut Morales, keputusan Trump itu karena tunduk pada persetujuan Kongres. Kesepakatan nuklir Rusia-AS ditandatangani oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dengan Presiden AS, Ronald Reagan.
Kremlin menyebut langkah Donald Trump itu "berbahaya."
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan Selasa bahwa Washington belum membuat keputusan akhir tentang penyebaran rudal AS di Eropa setelah pengumuman Trump mengenai rencana untuk mundur dari Perjanjian INF, demikian Sputnik melaporkan.
"Kami masih jauh dari segala keputusan tentang pertanyaan semacam itu," kata Bolton kepada wartawan pada konferensi pers setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.
"Masalahnya adalah, ada INF-Rusia yang melanggar misil di Eropa sekarang. Ancamannya bukan penarikan Amerika dari perjanjian INF, ancamannya adalah rudal Rusia yang sudah dikerahkan," tambahnya.
"Pada kemungkinan konseptualisasi universalisasi perjanjian itu, ya, itu adalah sesuatu yang kami pikir sejauh 2004, dan beberapa upaya dilakukan untuk melihat apakah mungkin untuk memperpanjang perjanjian ... tetapi mereka semua gagal," kata Bolton.
Pekan lalu, Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari perjanjian itu karena Moskow diduga melanggar perjanjian.
Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov menyanggah klaim Trump dan menekankan bahwa Rusia akan terpaksa mengambil langkah-langkah untuk menjamin keamanannya jika Amerika Serikat mulai secara diam-diam atau secara terbuka mengembangkan senjata yang dilarang berdasarkan perjanjian.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Senin bahwa Moskow akan memutuskan sikapnya tentang masalah ini setelah Amerika Serikat memberikan klarifikasi resmi mengenai keputusan Trump. Lavrov juga mengatakan bahwa tindakan apa pun oleh Washington di daerah itu akan dipenuhi dengan penentangan.
Perjanjian INF ditandatangani pada 1987 dan menjadi perjanjian penting yang mengharuskan Uni Soviet dan Amerika Serikat untuk memotong persenjataan nuklir mereka. Moskow dan Washington berjanji untuk menghancurkan rudal balistik dan pelayaran darat mereka dengan kisaran antara 310 hingga 3.400 mil. [IT/Onh/Ass]
Story Code: 757652