Islam Times - Ukraina: Rusia Rusak Ukraina dengan Segala Cara

Islam Times - "Jelas bahwa Federasi Rusia akan menggunakan segala cara untuk menghancurkan Ukraina sebagai sebuah negara lewat politik, ekonomi, diplomatik dan militer. Inilah sebabnya kenapa kami menyusun rencana reaksi untuk setiap situasi," kata Arseniy Yatsenyuk pada wartawan di Kiev, Jumat (21/3/14), setelah kembali dari pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels.

Perdana menteri interim Ukraina dukungan Barat menuduh Moskow menggunakan segala cara untuk membahayakan negaranya setelah bersatunya Crimea ke Federasi Rusia.

"Jelas bahwa Federasi Rusia akan menggunakan segala cara untuk menghancurkan Ukraina sebagai sebuah negara lewat politik, ekonomi, diplomatik dan militer. Inilah sebabnya kenapa kami menyusun rencana reaksi untuk setiap situasi," kata Arseniy Yatsenyuk pada wartawan di Kiev, Jumat (21/3/14), setelah kembali dari pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels.

Yurii Klymenko, Duta Besar Ukraina untuk PBB, mengatakan negaranya sedang mencari akhir damai dalam krisis dengan Rusia meski mengkhawatirkan sinyal tentang rencana Kremlin.

Sementara itu, Vitaly Klitschko, seorang mantan petinju profesional dan pemimpin Aliansi Demokratik Ukraina untuk partai Reformasi, mendesak Amerika untuk menjatuhkan sanksi keras terhadap Rusia.

"Kami berharap sanksi ekonomi yang lebih keras dari Amerika terhadap Rusia. Bukan hanya pada beberapa politisi Rusia tapi juga untuk Rusia sebagai sebuah negara," katanya.

Klitschko juga mencatat bahwa sangat penting bagi Kiev untuk meningkatkan kerjasama militer dengan Washington, khususnya mengenai pasokan senjata dan peralatan militer.

Pada hari Jumat (21/3/14), Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani UU yang meresmikan Crimea sebagai bagian dari wilayah Rusia. Putin juga menandatangani UU yang mengesahkan pembentukan dua distrik administratif baru; Crimea dan kota pelabuhan Sevastopol.

Sebelumnya, parlemen tinggi dan rendah Rusia sangat mendukung bergabungnya Crimea ke Federasi Rusia.

Crimea menyatakandiri merdeka dari Ukraina tanggal 17 Maret lalu setelah referendum sehari sebelumnya. Sebanyak 96,8 % warga Crimea mendukung pemisahan diri tersebut. Langkah ini memicu kemarahan Amerika Serikat dan Uni Eropa.[IT/r]