Freeport
Ritual Longsor “Ala” Freeport
15 May 2013 15:35
Islam Times- Kemampuan freeport dalam menangani masalah keselamatan kerja di dalam terowongan masih pakai cara standar umum yang berlaku. Wajib pakai helm, masker, sepatu bot, kaca mata. Tetapi sulit menembus lubang longsor di kedalaman tertentu belum ada cara paling cepat untuk menanggulanginya.
Kapolda Papua sebut penyebab ambruknya tanah di tempat pelatihan akibat batu besar yang jatuh. Rozik Bilang lokasi kerjadian diluar areal penambangan. Humas Freeport sebut masih mengumpulkan laporan/data. Toh, 30 an pekerja masih terkubur didalam. Ritual “ala” freeport sudah basih dalam menghadapi bencana selama beroperasi.
Big Gosan, inti dimana pengoperasian freeport setelah tambang pertama estberg dikenalkan oleh para ahli geologi dari Norwegia sebagai pusat pendapatan emas. Tatkala, konsentrasi pengambilan dan peleburan emas di dalam gunung cukup pada dan ramai.
Keramaian pun menimbulkan bahaya berupa longsor. Baik getaran mesin mesin penghancur gunung dan kendaraan yang keluar masuk dengan muatan berton pula. Sedangkan untuk menahan lapisan tanah, freeport pakai cara memasang kawat dengan menyumbatnya pakai baut yang ditempatkan pada lubang yang sebelumnya telah di bor.
Kemampuan freeport dalam menangani masalah keselamatan kerja di dalam terowongan masih pakai cara standar umum yang berlaku. Wajib pakai helm, masker, sepatu bot, kaca mata. Tetapi sulit menembus lubang longsor di kedalaman tertentu belum ada cara paling cepat untuk menanggulanginya.
Cina, Brasil dan Afrika terkenal dengan pertambangan yang longsor dan menewaskan pekerja. Karyawan terjebak di terowongan pada saat kerja akibat gugurnya gunung, ini sudah ada di dunia. Namun, dunia belum menemukan cara efektif mengevakuasi korban bahkan cara mutakhir menopang dinding atap agar tak longsor harus ada.
Freeport, Jangan Kubur Saudara Saya Disana, Keluarkan Semua
Evakuasi yang “lembem” membuat keluarga korban kecewa. Salah seorang keluarga korban kepada Suara Pembaruan mengingatkan PT. Freeport agar tidak menguburkan saudaranya di dalam terowongan tetapi harus mengevakuasi agar di kubur di luar.
Jack Wali, kakak dari Petrus FM, salah satu karyawan yang terjebak, memohon PT FI dapat bekerja maksimal menyelamatkan adiknya juga karyawan yang lain. ”Saya berharap adik saya dapat di evakuasi bersama karyawan lain . Jangan biarkan mereka terkubur disana,” ujarnya kepada SP, Rabu (15/5) pagi. Hingga hari ini, proses evakuasi terus dilakukan.
Anehnya lagi, laporan freeport terkait peristiwa longsor seakan mengudara begitu saja tanpa mengingat dan mengevaluasi kinerja perusahaan asing tersebut terkait perbuatan menanggulangi keselamatan kerja. Korban longsor makin tahun meningkat pula.
Pasal 2 ayat (1) Yang diatur oleh Undang-undang N0. 1 Tahun 1970 ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia, bukan dalam wilayah hukum sesuai kontrak karya kan?.
Cara amburadul PT. Freeport dalam mencegah, menanggulangi agar keselamatan kerja cukup tidak memadai sehingga menimbulkan kerawanan bagi orang orang yang berada di daerah terlarang. Jangankan hal pengaturan seperti keselamatan kerja kurang diperhatikan, mengatasi tanggul di danau wanagon saja tak bisa membendung beban bebatuan mengakibatkan jebol. Apalagi, semburan air limbah freeport yang merembet kemana mana, mengubur tanaman pohon sagu, mencmari air, merubuhkan dan mengeringkan pepohonan disekitarnya. Ekologis di freeport memang salah urus akibat kencangnya intervensi asing bagi Indonesia.
Dom Projek. Kawat seperti gambar tersebut yang dipakai untuk menahan dinding agar tak longsor. Gambar: pekerja tengah menahan lokasi longsor di areal freeport beberapa tahun silam. [IT/Kompasiana/Arkilaus Baho]
Berikut nama nama pekerja sesuai job masing masing yang di lansir 154, dari SP (suara pembaruan)
1. Andrew Hutagalung QMS.
2. Daniel T. Eramuri, karyawan Underground Mine Maintenance.
3. Roni Dolame, karyawan Underground Mine Maintenance.
4. Artinus. M, karyawan Underground Repair.
5. Roni Kailuhu, karyawan Underground Constructs.
6. Muhtadi, karyawan Amole 74 Clinic.
7. Towali, karyawan Underground General Service.
8. Muh. Iqbal, karyawan Underground Electric.
9. Sulaeman, karyawan Fire MTC
10. Hasbulla, karyawan Redpath.
11. Herman Susanto, karyawan Redpath.
12. David Gobai, karyawan underground Development.
13. Selpianus Edoway, karyawan underground Development.
14. Petrus. F. M, karyawan underground Development.
15. Joni Tulak, Karyawan underground Development.
16. Yapinus Tabuni, karyawan underground Development.
17. Amir Tika, karyawan Underground Constructs.
18. Ferry. P, karyawan Underground MTC.
19. Leonardus Sparta, Karyawan Underground Constructs.
20. Kenny Wanggai, karyawan Underground Automatich.
21. Aan Nugraha, karyawan Constructs Special Project.
22. Florentinus Kakupu, karyawan Redpath.
23. Victoria Sanger, karyawan Underground MTC.
24. Febry Tandungan, karyawan Underground Constructs.
25. Lestari Siahaan, karyawan Underground MTC.
26. Mateus Maronduf, karyawan Underground Development.
27. Alham, karyawan Underground Sandvik.
28. Retno Arung Bone, karyawan Underground Repair.
29. Lewi Mofu, karyawan Underground Pontil.
30. Andarias Msen, karyawan Underground MTC Drill.
31. Aris Tiku Pasang, karyawan Underground Constructs.
32. Yusak Deda, karyawan Underground MTC.
33. Petrus Padak Duli, karyawan Underground Production.
34. Ahmad Rusli, karyawan Underground Contruksi.
35. Hengky. H, karyawan Underground MTC.
36. Enco. M, karyawan Underground Geologi.
37. Neta Sauyan, karyawan Underground Geologi.
38. Mamur, karyawan Central Service.
39. Nasim, karyawan Underground QMS.
40. Tito Sakti. S, karyawan CS.
Story Code: 264097