Islam Times - Front al-Nusra Bentuk Polisi "Syariat" di Aleppo

Islam Times- "Salah satu kelompok bersenjata, yang menyebut dirinya sebagai “Front al-Nusra” dan mengklaim ikut memimpin sebagian besar operasi untuk mengontrol bandara dan pangkalan militer dan menolak bekerjasama di bawah nama milisi Tentara Bebas (FSA)"

Sebagian besar laporan surat kabar mainstream hari-hari ini berbicara situasi lapangan di Aleppo mengenai tindakan barbar Tentara Bebas (FSA) hususnya teroris asing yang didatangkan oleh Arab Saudi, Qatar, Turki, AS dan Israel ke Suriah.

Media terkenal Inggris "Sky News" pada Ahad, 17/02/13 melaporkan, "Jumlah kelompok Jihadis yang berperang melawan Tentara Suriah, semakin meningkat, dan mereka masuk ke Suriah dari negara-negara Arab"

Sky News lebih lanjut mengupas fenomena perpecahan yang terjadi di tubuh teroris dan mengatakan, "Masuknya kelompok-kelompok asing ini ke Suriah, setelah dua tahun berperang, namun pecahnya krisis di anggota organisasi, mengancam eksistensi Tentara Bebas (FSA)".

Sementara surat kabar Al-Safer pada Ahad, 17/02/13, melaporkan, "Terdapat puluhan batalyon Jihadis bersenjata di Aleppo, semuanya berprofesi sebagai penculik warga sipil dengan mengatas namakan Islam. Dan menurut komite forensik, mereka menangkap warga, membunuh, memenjarakan atau mencambuk penduduk yang dianggap tidak Islami".

Kelompok ini, menurut situs "jihadis" dan corong teroris tindakan Front al-Nusra ini sebagai penegakan "Syariat". Dan mereka membentuk polisi Syariat di Aleppo dan tak segan-segan membunuh warga yang dicurigai tidak menjalankan "syariat Islam" sesuai fatwa ulama Wahabi Saudi Arabia.

Koran berbahasa Arab itu lebih lanjut mengatakan, "Salah satu kelompok bersenjata, yang menyebut dirinya sebagai “Front al-Nusra” dan mengklaim ikut memimpin sebagian besar operasi untuk mengontrol bandara dan pangkalan militer dan menolak bekerjasama di bawah nama milisi Tentara Bebas (FSA)".

Masih menurut laporan Al-Safer, "Saat ini Front al-Nusra sedang memburu salah satu jurnalis media di Tal Abiad untuk dibunuh karena berdosa tidak menyebutkan nama Front al-Nusra dalam beritanya mengenai operasi teroris saat mengontrol pedesaan Aleppo". [Islam Times/on]