Islam Times - Israel Menunggu Respon Iran atas Pembunuhan Jenderal Shateri

Islam Times- "Rezim Zionis Israel akan menerima jawaban menghancurkan atas pembunuhan biadab Jenderal Hassan Shateri pada waktu dan tempat yang tepat," kata komisi parlemen dalam pernyataannya.

Anggota Majlis untuk Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Iran, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu, 16/02/13, memperingatkan rezim Israel bahwa Tehran akan memberikan jawaban menghancurkan atas pembunuhan kepala delegasi Iran yang bertanggung jawab atas proyek-proyek pembangunan di Libanon, Birgadir Jenderal (IRGC) Hassan Shateri.

"Rezim Zionis Israel akan menerima jawaban menghancurkan atas pembunuhan biadab Jenderal Hassan Shateri pada waktu dan tempat yang tepat," kata komisi parlemen dalam pernyataannya.

Mereka juga mengecam keras pembunuhan itu, dan menyebut kejahatan tersebut akan mempercepat runtuhnya rezim Zionis kriminal.

Pernyataan itu juga memuji jasa Jenderal Shateri kepada Iran, dan mengatakan pembunuhan itu akan mendorong bangsa Iran lainnya untuk meneruskan jalannya.

Sebelum dilaporkan, Duta Besar Iran untuk Beirut pada hari Kamis, 14/02/13, membenarkan adanya pembunuhan Jenderal Hassan Shateri oleh kelompok teroris di Suriah.

Kedutaan Besar Iran di Beirut dalam sebuah pernyataan mengatakan, Jenderal Hassan Shateri dibunuh oleh kelompok teroris di Suriah ketika ia sedang dalam perjalanan kembali ke Libanon dari kota Suriah, Aleppo.

Syahid Shateri yang berada di Aleppo untuk melaksanakan proyek-proyek rekonstruksi dan pembangunan di kota itu, dibunuh oleh teroris Suriah ketika ia sedang dalam perjalanan ke bandara Damaskus untuk kembali ke Libanon.

Delegasi Pembanguan Iran dipimpin oleh Syahid Shateri itu memainkan peran utama dalam merekonstruksi Libanon selatan setelah 33 hari perang rezim Zionis atas negara itu pada tahun 2006.

Syahid Shateri sangat dihormati oleh rakyat dan para pejabat Libanon.

Surat kabar Libanon al-Safir melaporkan pada hari Kamis, Syahid Shateri berada di Aleppo untuk mempelajari beberapa proyek rekonstruksi di bagian kota Suriah itu. [Islam Times/on]