Gejolak Suriah:
Teroris Front al-Nusra Ciptakan Anak-Anak Suriah Mesin Pembunuh
6 Feb 2013 18:20
Islam Times- "Ketika mereka tiba di sini, mereka adalah anak-anak. Tapi, ketika mereka pergi, mereka menjadi mesin pembunuh," kata Abdel Razzaq, seorang teroris Front al-Nusra.
Meskipun mendapat larangan dari hukum internasional mengenai perekrutan anak-anak sebagai kombatan, teroris Suriah yang didukung asing terutama Arab Saudi, Qatar, Turki, AS dan Perancis memaksa anak anak di bawah umur Suriah bergabung dengan mereka dalam pertempuran melawan pemerintah Suriah, beberapa media melaporkan.
Para teroris itu merekrut dan melatih anak-anak bagaimana menggunakan senjata, cara melucuti musuh atau membunuhnya dengan pisau atau dengan tangan kosong.
"Ketika mereka tiba di sini, mereka adalah anak-anak. Tapi, ketika mereka pergi, mereka menjadi mesin pembunuh," kata Abdel Razzaq, seorang teroris Front al-Nusra.
Beberapa video amatir juga menunjukkan perekrutan anak-anak untuk melawan pasukan militer Suriah di kota-kota di seluruh negeri.
Beberapa Video juga menunjukkan beberapa anak-anak dipaksa untuk menggali kuburan mereka sendiri sebelum bergabung dengan gerombolan teroris pembunuh.
Hukum internasional melarang penggunaan siapapun di bawah usia 18 tahun dalam pertempuran dan mendukung operasi militer lainnya, seperti spionase.
Penggunaan anak-anak sebagai kombatan atau sebagai pendukung untuk kombatan merupakan pelanggaran berat terhadap hak-hak anak," kata Koordinator perlindungan anak UNICEF, Jean-Nicolas Beuze.
"Komandan berkewajiban menyuruh mereka (anak-anak) untuk pergi," tambah Beuze.
Human Rights Watch saat mewawancarai beberapa remaja yang direkrut mengatakan mereka telah bekerja dengan teroris di sejumlah kota di Suriah.
Sementara negara-negara yang membiayai kelompok bersenjata atau memasok mereka dengan senjata menutup mata atas pelanggaran mencolok tersebut.
Anak-anak telah menjadi korban utama kekerasan di Suriah sejak kerusuhan melanda negara itu pada tahun 2011. [IT/r]
Story Code: 237631