Islam Times - Rakyat Suriah Berhak Merespon Serangan Israel

Islam Times- "Pembalasan Damaskus terhadap tindakan ilegal rezim Zionis adalah hak rakyat Suriah," kata anggota Komite Majlis Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Mohammad Hassan Asafari, Kamis (31/1/13).

Anggota parlemen Iran mengecam keras serangan udara rezim Israel pada pusat penelitian di dekat ibukota Suriah, Damaskus dan mengatakan bangsa Suriah menjunjung tinggi hak dan hukum untuk memberikan jawaban atas serangan Tel Aviv.

"Pembalasan Damaskus terhadap tindakan ilegal rezim Zionis adalah hak rakyat Suriah," kata anggota Komite Majlis Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Mohammad Hassan Asafari, Kamis (31/1/13).

Menurutnya, tindakan rezim Israel merupakan pelanggaran yang jelas dari hukum internasional. Tel Aviv melanggar wilayah Suriah dan masyarakat internasional harus mengambil sikap serius mengenai masalah ini, tandasnya.

Legislator Iran itu menekankan bahwa selama KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendatang di Mesir, negara-negara muslim tidak seharusnya hanya mengeluarkan pernyataan mengutuk serangan Tel Aviv terhadap Suriah, tetapi juga harus mengambil sikap serius kepada para pejabat Israel.

Asafari mengatakan, jika respon tepat tidak diberikan kepada rezim Israel saat ini, Israel akan berani melakukan serangan lebih lanjut di wilayah Suriah.

Dia juga mendesak OKI, PBB dan Dewan Keamanan untuk mengutuk serangan udara rezim Israel dan pelanggaran wilayah udara Suriah dan menerapkan sikap yang jelas dan tegas dalam menentang operasi militer Tel Aviv.

Pada tanggal 30 Januari, tentara Suriah mengatakan dua orang tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan udara Israel di sebuah pusat penelitian di Jamraya, dekat ibukota. Rezim Israel menolak untuk mengomentari masalah ini.

Dalam sebuah surat kepada presiden bergilir Dewan Keamanan PBB, Kementerian Luar Negeri Suriah mendesak badan itu untuk mengeluarkan kecaman terhadap serangan mencolok Israel di wilayah negara yang berdaulat dan pelanggaran Piagam PBB, hukum masyarakat internasional, Disengagement of Forces Agreement pada tahun 1974 dan resolusi DK PBB yang relevan. "

Pada hari Kamis (31/1), gerakan perlawanan Hizbullah Libanon mengecam keras serangan Israel dan mengatakan serangan itu adalah "agresi barbar." [IT/r]