QR CodeQR Code

Suriah VS Teroris Al-Qaeda

Iran Berpartisipasi dalam Konferensi Pengungsi Suriah di Kuwait

30 Jan 2013 20:59

Islam Times- The Telegraph, koran Inggris terkenal itu menyoroti kondisi hidup mengenaskan pengungsi Suriah di Yordania, di mana terdapat ratusan keluarga Suriah yang melarikan diri dari negaranya yang oleh agen pengungsi Suriah dijual untuk tujuan seksual.



Deputi Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian akan memimpin delegasi Iran untuk berpartisipasi dalam konferensi negara-negara yang berencana membantu pengungsi Suriah.

Dilaporkan, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon akan memimpin konferensi yang digelar di Kuwait pada Rabu, 30/01/13.

Konferensi tersebut akan dihadiri para pejabat tinggi dari sejumlah negara.

Sementara itu, Koran Inggris hari Rabu, 23/01/13, mendokumentasikan kasus perkosaan yang dilakukan oleh pria Saudi Arabia dengan dalih nikah terhadap anak-anak gadis Suriah yang kebanyakannya masih dibawah umur di kamp Zaatari di Yordania. http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/9821946/Syrian-girls-sold-into-force-marriages.html

http://www.youtube.com/watch?v=6Qvo4_hMrF4

The Telegraph, koran Inggris terkenal itu menyoroti kondisi hidup mengenaskan pengungsi Suriah di Yordania, di mana terdapat ratusan keluarga Suriah yang melarikan diri dari negaranya yang oleh agen pengungsi Suriah dijual untuk tujuan seksual.

Modus yang mereka lakukan biasanya menggunakan istilah pernikahan Misyar. Dan harga transaksi ditentukan dengan memilih mas kawin yang sebenarnya adalah harga yang harus dibayar oleh "pengantin" untuk layanan seksual dan tidak berlangsung lebih dari beberapa hari, atau kadang-kadang hanya beberapa jam.

Surat kabar itu mengutip pernyataan dari aktivis British Society yang menyebut bahwa pernikahan itu sifatnya sementara atau nikah Misyar.

Aktivis itu menambahkan, "calon pengantin pria" yang merupakan kebanyakan adalah pria Arab Saudi serta negara-negara Arab lain datang untuk menikmati gadis-gadis Suriah dibawah umur disalah satu kamp perempuan. Sebagai imbalannya, mereka menyewakan rumah untuk "saudara kandung istri" jauh dari kamp pengungsian dan juga berjanji akan membawa mereka ke Saudi Arabia.

Namun warga Saudi yang bermazhab Wahabi itu kemudian menceraikan "istri" nikah Misyar-nya, setelah puas melampiaskan nafsunya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan olehnya.

Di salah satu kamp pengungsi di Zaatari Yordania, terkenal perempuan bernama Zainab, dia seorang ibu dari dua anak perempuan dan mengatakan para lelaki tukang zinah itu sengaja datang ke kamp untuk mencari gadis-gadis untuk dinikah Misyar dengan dalih melakukan pekerjaan amal dan membantu beban para pengungsi.

Cerita yang sama diceritakan oleh Zaatari, seorang penjaga kamp yang mengatakan kepada surat kabar itu bahwa mereka menerima permintaan terus menerus dari pria-pria Arab Saudi dan Yordania untuk mencarikan gadis-gadis dan akan dinikahi secara Misyar.

Menurut perkiraan UNHCR, sekitar 500 anak gadis Suriah dibawah umur pernah diniakhi Misyar oleh Arab Saudi dan Yordania hanya untuk tahun ini.

Dalam sebuah rekamana video yang diposting di situs Youtube, ulama terkenal Saudi Arabia bermazhab Wahabi bukan Sunni juga mengeluarkan fatwa yang mengijinkan bagi para "mujahidin" di Suriah untuk berzina dan memperkosa para Wanita Suriah.

Alamat video tersebut bisa Anda rujuk kesini: http://www.youtube.com/watch?v=6Qvo4_hMrF4

Ulama Wahabi dan bukan sunni Arab Saudi itu bernama Muhammad al-Arifi, dan sangat berpengaruh di kalangan para teroris (yang oleh sebagian orang kecil minoritas dangkal otak, di kalangan Indonesia sering menyebutnya sebagai "mujahidin"), baru-baru ini mengeluarkan fatwa (perintah agama) yang menghalalkan bagi semua teroris didikan Arab Saudi, Qatar, Turki dan AS di Suriah untuk menikah singkat atau Misyar dengan wanita-wanita Suriah yang bisa dilakukan dengan hanya beberapa jam untuk memenuhi hasrat seksual dan meningkatkan tekad mereka untuk melakukan pembunuhan warga sipil Suriah. Dan nikah Misyar itu merupakan syarat wajib masuk surga setelah berzina dengan wanita Suriah.

Al-Arifi menyebut pernikahan tersebut sebagai "pernikahan hubungan seksual", dan dibolehkan bagi wanita-wanita Suriah minimal berumur 14 tahun, janda meninggal suaminya, atau bercerai.

Dan ulama Wahabi, sekali lagi bukan Sunni selama ini getol promosikan perzinahan dengan dalih Syariat agama (nikah Misyar) di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Sebuah pelacuran dan perzinahan terselubung dan nampaknya begitu. [Islam Times/on]


Story Code: 235980

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/news/235980/iran-berpartisipasi-dalam-konferensi-pengungsi-suriah-di-kuwait

Islam Times
  https://www.islamtimes.com