Islam Times - Lembaga AS: Tak ada Bukti Iran Membuat Senjata Nuklir

Islam Times- "Teknologi yang dibutuhkan untuk bom nuklir benar-benar berbeda dari teknologi yang digunakan untuk memperkaya uranium pada tingkat 5 atau 20 persen, hal yang hanya bisa digunakan untuk memicu reaktor nuklir atau medis", lanjut Olli Heinonen.

Sebuah lembaga berbasis di AS mengatakan, tidak ada bukti bahwa Iran akan membuat senjata nuklir.

Lembaga yang bernama "Washington Institute", untuk Kebijakan Timur Dekat dalam sebuah artikel oleh Olli Heinonen,- sebelumnya menjabat sebagai wakil direktur jenderal untuk pengamanan di Badan Energi Atom Internasional (IAEA)- menulis, "Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Iran sedang membuat senjata nuklir."

Negara-negara Barat selama ini menginginkan Tehran menghentikan pengayaan uranium. Sementara Iran hanya mengayakan uranium sampai 20 persen dari kemurnian fisil, yang berfungsi sebagai bahan bakar reaktor riset di Tehran, memproduksi radioisotop untuk keperluan medis, seperti pengobatan kanker. Namun Barat mengklaim, Iran sedang membuat senjata nuklir, yang menurut Olli, diperlukan proses panjang hingga 90 persen uranium yang diperkaya, tulis Olli dalam artikelnya tersebut.

Selama ini, Tehran menolak keras keinginan Barat untuk menghentikan pengayaan uranium, dan menyebutnya sebagai tindakan politik kotor dan sangat tidak logis. Iran juga menekankan, program pengayaan itu hanya bertujuan pembangkit listrik dan kebutuhan medis.

"Teknologi yang dibutuhkan untuk bom nuklir benar-benar berbeda dari teknologi yang digunakan untuk memperkaya uranium pada tingkat 5 atau 20 persen, hal yang hanya bisa digunakan untuk memicu reaktor nuklir atau medis", lanjut Olli Heinonen.

Republik Islam Iran selalu mengatakan, negara itu tidak termotivasi membangun senjata nuklir, dan tidak pernah punya keinginan mempunyai senjata nuklir.

Anehnya, meskipun aturan yang tercantum dalam Non-Proliferation Treaty (NPT) menjelaskan dan menjamin hak setiap negara anggota untuk pengayaan uranium termasuk Iran, namun Tehran kini berada di bawah tekanan empat putaran sanksi Dewan Keamanan PBB karena menolak intimidasi Barat dan menyerahkan hak pengayaan uranium. [Islam Times/on]