Islam Times - Media: Netanyahu Berikan Trump 'Pager Hizbullah'

IslamTimes - Presiden AS dilaporkan menggambarkan operasi penyamaran Zionis Israel yang menghancurkan jaringan kelompok militan itu sebagai "operasi yang luar biasa"

Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu memberikan Presiden AS Donald Trump sebuah pager berlapis emas selama pertemuan mereka di Gedung Putih di Washington pada hari Selasa (4/2), menurut media Zionis Israel.

Hadiah tersebut, yang disertai dengan pager standar, tampaknya merujuk pada operasi sabotase rahasia Zionis Israel terhadap Hizbullah.

Trump bereaksi terhadap hadiah Netanyahu dengan menyebut serangan Zionis Israel sebagai "operasi yang luar biasa," klaim laporan media.

Sebagai balasannya, ia memberi Netanyahu foto pertemuan mereka yang ditandatangani, dengan pesan: "Untuk Bibi, seorang pemimpin yang hebat."

Ribuan pager, yang sebagian besar digunakan oleh anggota Hizbullah, meledak secara bersamaan di Lebanon dan Suriah pada bulan September lalu.

Keesokan harinya, ratusan walkie-talkie meledak dalam gelombang yang sama. Serangan tersebut dilaporkan mengakibatkan sedikitnya 42 korban jiwa, termasuk 12 warga sipil – dan ribuan lainnya terluka, termasuk wanita dan anak-anak.

Operasi tersebut secara luas dikaitkan dengan badan intelijen Zionis Israel Mossad dan dianggap sebagai serangan pendahuluan.

Setelahnya, Zionis Israel mengintensifkan kampanye militernya di Lebanon, yang berpuncak pada pembunuhan pemimpin lama Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara pada 27 September di Beirut.

Pada bulan November, Netanyahu secara terbuka mengakui untuk pertama kalinya bahwa intelijen Zionis Israel berada di balik sabotase tersebut. Juru bicaranya kemudian mengonfirmasi bahwa perdana menteri secara pribadi telah menyetujui operasi pager tersebut.

Netanyahu adalah pemimpin asing pertama yang mengunjungi Gedung Putih sejak Trump kembali menjabat.

Surat kabar Zionis Israel, Israel Hayom mengutip sumber diplomatik pada pertemuan tersebut yang mengatakan: "Hubungan antara Netanyahu dan Trump tidak pernah sekuat atau sedekat ini."

Pada konferensi pers bersama setelah pembicaraan tersebut, Trump mengumumkan rencana bagi AS untuk mengambil alih kendali dan membangun kembali Gaza, sambil memukimkan kembali dua juta penduduk daerah kantong itu di tempat lain.

Netanyahu menanggapi usulan tersebut secara positif, dan menggambarkannya sebagai langkah yang berpotensi bersejarah. Deklarasi Trump telah memicu kecaman global, termasuk dari Jerman, China, Iran, Turki, dan Arab Saudi, sementara kelompok hak asasi manusia menggambarkan rencana tersebut sebagai pembersihan etnis.

Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan pada hari Rabu (5/2) bahwa setiap pemindahan paksa atau deportasi orang dari wilayah pendudukan merupakan pelanggaran hukum internasional.[IT/r]