QR CodeQR Code

AS - Iran:

Trump Menyerukan Kesepakatan Nuklir Iran Baru, Tehran Menanggapi dengan Hati-hati

6 Feb 2025 09:55

IslamTimes - Setiap negosiasi di masa mendatang akan mengharuskan AS untuk "mengendalikan Israel" jika Washington benar-benar menginginkan kesepakatan yang berarti dengan Iran.


Presiden AS Donald Trump telah menyerukan negosiasi baru mengenai "perjanjian perdamaian nuklir yang terverifikasi" dengan Iran, mendesak perundingan segera sambil mengembalikan kebijakan tekanan maksimumnya.
 
Namun, Teheran menanggapi dengan hati-hati, menyatakan bahwa pendekatan diplomatiknya tetap berakar pada martabat, kebijaksanaan, dan kemanfaatan.
 
Pada hari Selasa (4/2), Trump menandatangani perintah yang mengembalikan strategi tekanan maksimum terhadap Iran, sebuah kebijakan yang pertama kali diperkenalkan selama masa jabatan pertamanya setelah ia menarik AS dari perjanjian nuklir Rencana  Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA) 2015.
 
Langkah tersebut bertepatan dengan pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di mana kedua pemimpin menegaskan kembali bahwa Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir.
 
Berbicara di platform Truth Social miliknya pada Rabu pagi, Trump menegaskan kembali pendiriannya: "Saya ingin Iran menjadi Negara yang hebat dan sukses, tetapi tidak boleh memiliki Senjata Nuklir.
 
Saya lebih suka Perjanjian Perdamaian Nuklir yang Terverifikasi, yang akan membuat Iran tumbuh dan makmur secara damai."
 
Mantan presiden tersebut juga menepis spekulasi operasi militer AS-"Israel" terhadap Iran, dengan menyebut laporan tersebut "sangat dibesar-besarkan."
 
Sebaliknya, ia menganjurkan upaya diplomatik segera untuk mengamankan perjanjian baru, dengan membayangkan "perayaan besar Timur Tengah" setelah kesepakatan dirampungkan.
 
Tanggapan Iran
Iran bereaksi hati-hati terhadap pernyataan Trump, tidak menyambut atau menolak mentah-mentah gagasan negosiasi.
 
Juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani menyatakan dalam konferensi pers pada Rabu bahwa kebijakan luar negeri Iran dibentuk oleh kepentingan nasional dan pertimbangan pragmatis.
 
"Masalah-masalah internasional kita telah didasarkan pada prinsip-prinsip martabat, kebijaksanaan, dan kemanfaatan. S
 
emua masalah, khususnya hubungan dengan negara-negara, sedang diupayakan berdasarkan tiga prinsip ini," katanya ketika ditanya tentang kesediaan Trump untuk terlibat dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
 
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menolak pendekatan tekanan maksimum Trump, memperingatkan bahwa mengulangi kesalahan masa lalu hanya akan mengarah pada kegagalan lain.
 
Ia menegaskan kembali posisi Iran bahwa Iran tidak berniat mengembangkan senjata nuklir, merujuk pada fatwa yang dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang melarang pengejaran senjata nuklir.
 
Iran Menuntut 'AS Mengendalikan Zionis Israel'
Seorang pejabat senior Iran, berbicara kepada Reuters, mengindikasikan bahwa meskipun Teheran bersedia untuk mengeksplorasi solusi diplomatik, mereka tetap khawatir tentang tindakan Israel.
 
Pejabat itu menyatakan bahwa setiap negosiasi di masa depan akan mengharuskan AS untuk "mengendalikan Israel" jika Washington benar-benar mencari kesepakatan yang berarti dengan Iran.
 
Kepala Badan Nuklir Iran Mohammad Eslami lebih lanjut menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan menolak klaim bahwa Iran memiliki niat untuk mengembangkan senjata nuklir.[IT/r] 
 
 


Story Code: 1188918

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/news/1188918/trump-menyerukan-kesepakatan-nuklir-iran-baru-tehran-menanggapi-dengan-hati-hati

Islam Times
  https://www.islamtimes.com