QR CodeQR Code

Lebanon - Zionis Israel:

Qassem: Hizbullah Akan Bertindak Jika 'Israel' Tetap Melewati Tenggat Waktu

3 Feb 2025 00:44

IslamTimes - Sekretaris Jenderal Hizbullah menegaskan bahwa Perlawanan telah keluar sebagai pemenang dari Operasi Badai Al-Aqsa, dan berjanji bahwa Perlawanan akan bertindak terhadap pelanggaran Zionis Israel.


Kemenangan di Gaza adalah kemenangan bagi rakyat Palestina, serta bagi seluruh rakyat di kawasan yang mendukung Perlawanan dan perjuangannya, kata Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, pada hari Senin (2/2) dalam pidatonya yang menandai berakhirnya perang di Lebanon.

Sheikh Qassem menekankan pentingnya gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan di Gaza, dengan menyatakan, "Kemenangan di Gaza adalah kemenangan bagi rakyat Palestina, bagi semua rakyat di kawasan yang mendukungnya, dan bagi semua orang merdeka di dunia yang mendukung dan membelanya."

Ia menguraikan hasil perang baru-baru ini dengan menyatakan, "Tujuan dari Operasi Badai Al-Aqsa telah tercapai, dan proyek Zionis Israel untuk menghancurkan Hamas serta Perlawanan telah gagal."

Sheikh Qassem juga mengkritik dukungan internasional terhadap agresi Zionis Israel, dengan mengatakan, "Agresi terhadap Lebanon, seperti halnya terhadap Gaza, merupakan agresi yang didukung penuh oleh AS dan Barat." Ia menyoroti tantangan yang dihadapi selama pertempuran, dengan mengatakan, "Dari 27 September hingga 7 Oktober, kami mengalami hari-hari paling sulit, tetapi kami berhasil kembali mengukuhkan kehadiran kami."

"Operasi perlawanan menggagalkan Zionis Israel, dan mereka tidak maju di garis depan kecuali hanya beberapa meter." Sheikh Qassem menekankan bahwa "pintu tertutup di hadapan Zionis Israel—mereka tidak bisa maju, menghasut perselisihan internal, atau menghilangkan Perlawanan."

Hizbullah Menghadapi Tantangan Besar
Lebih lanjut, Sheikh Qassem membahas masa sulit yang dihadapi Hizbullah, dengan mengakui adanya kerugian besar dalam kepemimpinan. "Para pendukung kami tidak menyangka kami kehilangan begitu banyak pemimpin dalam waktu singkat, dengan cakupan yang begitu luas," katanya.

Ia mengaitkan tantangan yang dihadapi Hizbullah dengan kemajuan teknologi Israel, menjelaskan, "Terbukanya informasi, penguasaan musuh atas komunikasi, kecerdasan buatan, dan kekuatan udara mereka merupakan faktor signifikan dalam serangan yang diarahkan kepada kami."
Meskipun menghadapi kesulitan ini, Sheikh Qassem menekankan ketahanan Perlawanan.

"Perlawanan kuat dengan keputusannya, kehendaknya, dan mereka yang mempercayainya, serta semakin kuat karena keberlanjutannya," ujarnya. Ia menegaskan kembali komitmen Hizbullah untuk mempertahankan Lebanon, dengan mengatakan, "Musuh berusaha menghentikan agresinya dengan syarat tertentu, dan kami setuju dengan gencatan senjata karena kami tidak pernah menginginkan agresi sejak awal, maupun memulai perang."

Mengenai kesepakatan gencatan senjata, ia menjelaskan bahwa penerimaan Hizbullah selaras dengan keputusan negara Lebanon. "Kami setuju dengan gencatan senjata karena negara memutuskan untuk menghadapi dan melindungi perbatasan, mengusir Israel," kata Sheikh Qassem. "Ini adalah kesempatan bagi negara untuk memenuhi tugasnya dan menguji kemampuannya di tingkat politik."

Hizbullah Tetap Bersabar
Sheikh Qassem mengungkapkan bahwa Hizbullah tetap bersabar selama pelanggaran Zionis Israel terhadap perjanjian. "Kami memilih kesabaran dan menahan diri untuk tidak menanggapi pelanggaran Zionis Israel, meskipun ada perasaan kehilangan muka dan dorongan untuk bertindak balasan," katanya. "Kami menang karena kami bertahan dan karena penjajah akan pergi serta mundur melawan kehendaknya sendiri."

Ia juga menekankan peran abadi perlawanan di Lebanon, dengan menyatakan, "Para pejuang Perlawanan belum meninggalkan medan, dan Perlawanan tetap teguh serta kuat." Ia mengkritik peran AS dalam kesepakatan gencatan senjata, dengan mengatakan, "Sponsor Amerika dari perjanjian ini adalah sponsor yang sama dari kejahatan Zionis Israel, dan mereka tidak menjalankan perannya. Meski begitu, kami memutuskan untuk tidak memberikan alasan apa pun."
Sheikh Qassem kemudian menekankan bahwa "Pelanggaran terhadap perjanjian ini menegaskan kebutuhan Lebanon akan Perlawanan."

Sheikh Qassem menyoroti ketahanan Perlawanan di tengah upaya untuk melemahkannya selama perang. "Sebuah kampanye diluncurkan melawan kami bahkan selama perang, banyak di antaranya berasal dari dalam, menggambarkan kami sebagai pihak yang kalah," katanya. Ia mengejek para kritikus dengan menyatakan, "Beberapa orang mungkin mengalami serangan jantung karena impian mereka untuk mengalahkan Perlawanan tidak terwujud."


Rakyat dan Perlawanan Menggagalkan Rencana Zionis Israel
Sheikh Qassem dengan tegas menyatakan, "Perlawanan, secara terbuka, telah menang." Ia menghubungkan kemenangan ini dengan dukungan rakyat yang tak tergoyahkan. "Perlawanan menang karena rakyat yang berbaris ke desa-desa garis depan meskipun ada kehadiran dan konfrontasi Zionis Israel," jelasnya.

Menekankan semangat perlawanan, Sheikh Qassem menambahkan, "Mereka yang memiliki martabat akan berdiri dan berbaris ke garis depan." Ia menegaskan, "Zionis Israel tidak bisa tetap menjadi penjajah di hadapan rakyat yang bangga ini, yang tidak bisa dikalahkan atau tanahnya diduduki selamanya."

Sheikh Qassem mengulangi pentingnya persatuan, dengan mengatakan, "Trio rakyat, tentara, dan perlawanan adalah yang mencegah Zionis Israel mencapai Beirut." Ia dengan tegas menolak gagasan untuk memperpanjang tenggat waktu, menegaskan, "Kami tidak menerima perpanjangan, bahkan untuk satu hari pun."

Menyikapi kepemimpinan Lebanon, Sheikh Qassem memuji Presiden Joseph Aoun, dengan mengatakan, "Presiden Joseph Aoun tidak akan memberikan Zionis Israel satu pun keuntungan." Ia menolak gagasan agresi lebih lanjut, dengan bertanya, "Apakah Amerika berharap menemukan seseorang di Lebanon yang dengan sukarela setuju untuk memperpanjang agresi Israel? Ini tidak akan terjadi."

Aktor Internasional Bertanggung Jawab
Ia menempatkan tanggung jawab atas keterlambatan penarikan sepenuhnya pada aktor internasional, dengan menyatakan, "Setiap konsekuensi dari keterlambatan penarikan adalah tanggung jawab Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amerika Serikat." Ia lebih lanjut menggambarkan kelanjutan pendudukan sebagai "serangan terhadap kedaulatan" dan menyerukan persatuan: "Pemerintah, rakyat, Perlawanan, partai-partai, dan semua sekte bertanggung jawab untuk menghadapinya."

Sheikh Qassem menegaskan kembali otonomi Perlawanan dalam menangani pendudukan. "Kami menghadapi penjajah yang menyerang dan menolak mundur, dan Perlawanan memiliki hak untuk bertindak sebagaimana dianggap pantas dalam hal sifat, bentuk, dan waktu konfrontasi," katanya.

Membahas tantangan politik domestik, Sheikh Qassem menyatakan bahwa Hizbullah tidak menghadapi kendala dalam bekerja sama dengan kepemimpinan Lebanon. "Hubungan antara kami, Presiden, dan Perdana Menteri yang ditunjuk berjalan lancar, dan kompleksitas dalam pembentukan pemerintahan terletak pada pihak lain, bukan kami," pungkasnya.

Akhirnya, Sheikh Qassem mengecam pembunuhan kepala wilayah barat Hizbullah, Sheikh Mohammad Hammadi, menggambarkannya sebagai tindakan yang dilakukan oleh "tangan-tangan pengkhianat." Ia mencatat bahwa penyelidikan masih berlangsung tetapi mengisyaratkan kemungkinan keterlibatan Zionis Israel, dengan mengatakan, "Semua mata tertuju pada Zionis."[IT/r]
 
 


Story Code: 1188221

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/news/1188221/qassem-hizbullah-akan-bertindak-jika-israel-tetap-melewati-tenggat-waktu

Islam Times
  https://www.islamtimes.com