Islam Times - Sumber Perlawanan Palestina Mengungkapkan Rincian Pertukaran yang Akan Datang

IslamTimes - Dalam pertukaran tahanan pertama pada tanggal 20 Januari, Hamas membebaskan tiga tawanan wanita Zionis Israel, dan sebagai balasannya, Zionis "Israel" membebaskan 90 tahanan dan tahanan Palestina.

Persiapan untuk kelanjutan proses pertukaran tahanan yang dijadwalkan pada hari Sabtu (25/1) saat ini sedang berlangsung, menurut kesepakatan dengan Zionis "Israel", seorang komandan Perlawanan Palestina mengatakan kepada Al Mayadeen pada hari Kamis (23/1).

Hamas akan membebaskan empat tawanan wanita Zionis Israel, yang mungkin termasuk warga sipil dan tentara, sebagai imbalan atas pembebasan Zionis "Israel" sejumlah tahanan dan tahanan Palestina, sumber tersebut mengindikasikan. Menurut sumber tersebut, jika Hamas menyerahkan tiga tentara wanita, Zionis "Israel" akan membebaskan 90 tahanan yang dijatuhi hukuman seumur hidup.

Komandan tersebut mencatat bahwa mayoritas tahanan yang dibebaskan akan dideportasi ke luar Palestina dan didistribusikan ke beberapa negara.

Dalam pertukaran tahanan pertama setelah penerapan perjanjian gencatan senjata, Hamas membebaskan tiga tawanan perempuan Zionis Israel, dan sebagai balasannya, Zionis "Israel" membebaskan 90 tahanan dan narapidana Palestina pada tanggal 20 Januari.

Menurut Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina, gelombang pertama mencakup 69 perempuan dan 21 anak-anak, di antaranya 76 dari Tepi Barat yang diduduki dan 14 dari al-Quds yang diduduki.

Sumber: Pada putaran ke-2, Hamas akan membebaskan 4 tawanan untuk 120 warga Palestina
Putaran pertukaran tahanan kedua yang berlangsung pada hari ketujuh perjanjian akan melihat pembebasan empat tawanan perempuan Zionis Israel dengan imbalan 120 tahanan Palestina, sumber senior dalam kepemimpinan Perlawanan mengatakan kepada Al Mayadeen pada hari Senin.

Secara terpisah, Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, mengumumkan bahwa tahap kedua pertukaran tahanan akan berlangsung sesuai jadwal Sabtu depan, 25 Januari.

Hari pertama dan kedua pelaksanaan perjanjian gencatan senjata di Gaza berjalan dengan baik dalam hal pertukaran tahanan dan masuknya bantuan kemanusiaan ke jalur tersebut, sumber tersebut mengonfirmasi.

Namun, sumber tersebut menyoroti "beberapa pelanggaran Israel terhadap perjanjian tersebut, termasuk aktivitas pesawat nirawak pengintai dan penembakan yang menargetkan warga sipil," memperingatkan bahwa pelanggaran tersebut, khususnya penembakan, membahayakan perjanjian tersebut.

Dalam konteks yang sama, sumber tersebut mengonfirmasi kepada Al Mayadeen bahwa "mediator Qatar dan Mesir, yang berkoordinasi dengan Hamas, Amerika, dan Israel untuk memastikan perjanjian tersebut ditegakkan, sedang memantau situasi dengan saksama."

Menurut sumber tersebut, sejumlah besar truk bantuan kemanusiaan telah memasuki Gaza melalui perlintasan perbatasan, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bulan Sabit Merah Palestina mengawasi pengirimannya.

Pada hari pertama pelaksanaan perjanjian, jumlah truk yang masuk ke Gaza mencapai sekitar 500, sedangkan pada hari kedua, jumlahnya melebihi 600, kata sumber tersebut.

Di tempat lain, sumber tersebut menyatakan bahwa "peralatan berat akan dibawa ke Gaza untuk membersihkan puing-puing, mengevakuasi jenazah, dan membuka jalan."

Perjanjian gencatan senjata di Gaza antara Perlawanan Palestina dan pendudukan Zionis Israel mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025.

Namun, pendudukan melanggar perjanjian tersebut tak lama setelah itu, yang mengakibatkan kematian dan cedera. Sejak gencatan senjata berlaku, ratusan truk yang memuat makanan dan perlengkapan medis telah mencapai perbatasan Rafah sebagai persiapan untuk memasuki Jalur Gaza.

Menurut ketentuan yang diperoleh Al Mayadeen, perjanjian tersebut menetapkan masuknya 600 truk bantuan setiap hari sebagai bagian dari protokol kemanusiaan yang diawasi oleh Qatar, di samping pengiriman 200.000 tenda dan 60.000 karavan untuk kebutuhan tempat tinggal yang mendesak. [IT/r]