Palestina vs Zionis Israel:
Perlawanan Palestina Peringatkan Israel Agar Tidak Melanggar Gencatan Senjata
22 Jan 2025 22:20
IslamTimes - Para pengamat memperingatkan bahwa rapuhnya gencatan senjata dapat membahayakan keberlangsungannya dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Sumber tingkat tinggi dalam Perlawanan Palestina memberi tahu Al Mayadeen pada hari Selasa (21/1) bahwa pelanggaran Zionis Israel terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza terus berlanjut, khususnya melalui "kehadiran pesawat pengintai tanpa awak di atas langit Gaza."
Sumber tersebut menambahkan bahwa para mediator "memperingatkan Zionis Israel bahwa pelanggaran ini akan membahayakan perjanjian."
Ia juga mencatat bahwa "perlawanan Palestina telah memperingatkan pihak Zionis Israel agar tidak terus melakukan tindakan seperti itu, menegaskan kesiapannya untuk menghadapi pelanggaran ini dengan cara yang tepat."
Pelanggaran Gencatan Senjata
Pada hari Senin (20/1), seorang sumber dari pimpinan perlawanan mengungkapkan kepada Al Mayadeen bahwa "beberapa pelanggaran Zionis Israel terhadap perjanjian telah terjadi, termasuk aktivitas pesawat tanpa awak dan penembakan terhadap warga sipil."
Sumber tersebut menekankan bahwa "pelanggaran ini, khususnya penembakan terhadap warga sipil, mengancam perjanjian."
Pelanggaran ini berakibat fatal, dengan laporan yang muncul hanya sehari setelah gencatan senjata mulai berlaku. Menurut Pertahanan Sipil di Gaza, 122 martir dibawa ke rumah sakit dalam waktu 24 jam setelah gencatan senjata diumumkan, termasuk 62 jenazah yang ditemukan dari bawah reruntuhan.
Pertahanan Sipil juga mengungkapkan bahwa, sejak agresi dimulai, lebih dari 38.000 jenazah telah ditemukan, dengan sekitar 2.400 martir hancur tanpa meninggalkan jejak.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza telah melaporkan 341 korban luka dalam periode 24 jam yang sama, yang menyoroti rapuhnya gencatan senjata.
Sumber Perlawanan mengonfirmasi kepada Al Mayadeen bahwa "mediator Qatar dan Mesir secara aktif memantau situasi dan bekerja sama dengan Hamas, Amerika, dan Zionis Israel untuk memastikan penerapan perjanjian."
Meskipun pelanggaran terus berlanjut, ratusan truk yang membawa makanan dan pasokan medis telah memasuki Gaza melalui perbatasan Rafah sebagai bagian dari "protokol kemanusiaan" yang difasilitasi oleh Qatar.
Gencatan Senjata yang Rapuh
Perjanjian gencatan senjata antara perlawanan Palestina dan pendudukan Israel mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025.
Namun, perjanjian tersebut dengan cepat dilanggar oleh pendudukan, yang mengakibatkan jatuhnya korban, termasuk korban tewas dan luka-luka.
Pejabat Zionis Israel, termasuk Perdana Menteri dan tentara, secara terbuka menyatakan ketidakpatuhan mereka terhadap perjanjian tersebut.
Hari-hari awal gencatan senjata "berjalan lancar dalam hal pertukaran tahanan dan pengiriman bantuan," menurut pimpinan perlawanan.
Sebagai bagian dari pertukaran yang sedang berlangsung, "empat wanita Israel yang ditahan di Gaza akan dibebaskan dengan imbalan 120 tahanan Palestina."
Namun, pendudukan terus melanjutkan aktivitas pesawat nirawak dan baku tembak, yang mengancam stabilitas perjanjian.
Meskipun ada tantangan, ketentuan gencatan senjata mengharuskan masuknya 600 truk bantuan setiap hari dan pengiriman 200.000 tenda dan 60.000 karavan untuk kebutuhan tempat tinggal yang mendesak di Gaza.
Para pengamat memperingatkan bahwa rapuhnya gencatan senjata dapat membahayakan keberlangsungannya dan memperburuk krisis kemanusiaan.[IT/r]
Story Code: 1185932