Islam Times - Pejabat Israel Tewas, Beberapa Terluka dalam Ledakan IED di Tubas

IslamTimes - Seorang pejabat Zionis Israel tewas dan tiga lainnya terluka dalam ledakan IED yang dilakukan oleh pejuang Perlawanan Palestina, yang menargetkan patroli Zionis Israel yang telah menyerbu kota Tamoun, di selatan Tubas, di Tepi Barat yang diduduki, pada malam tadi.

Pejuang Perlawanan Palestina menargetkan pasukan Israel yang sedang menyerbu dalam serangan ranjau darat (IED) di Tubas.

Menurut laporan media Zionis Israel, petugas yang tewas diidentifikasi sebagai anggota dari Batalyon Cadangan 8211 Brigade Ephraim dari Pasukan Pertahanan Israel (IOF).

Kota Palestina Tamoun telah menghadapi serangan berulang kali oleh pasukan pendudukan Zionis Israel, namun pejuang Perlawanan setempat tetap teguh, melawan dengan konfrontasi bersenjata dan menggunakan IED terhadap kendaraan militer.

Minggu lalu, dua tentara pendudukan Zionis Israel dari Brigade Kfir dan Menashe mengalami luka kritis, sementara yang lainnya terluka ringan dalam pertempuran di Tepi Barat yang diduduki.

Menurut juru bicara tentara Zionis Israel, para tentara terluka setelah IED diledakkan di jeep militer David mereka di kota Qabatiya, Jenin.

Perlu dicatat bahwa sejak 7 Oktober 2023, pendudukan Israel telah memperburuk agresinya terhadap kota-kota di Tepi Barat, bertepatan dengan perang mereka di Jalur Gaza.

Selama 15 bulan terakhir, Tepi Barat yang diduduki telah menyaksikan serangan hampir setiap hari oleh pasukan pendudukan Israel yang disertai dengan kampanye penahanan yang meluas, yang dihadapi dengan Perlawanan sengit dari pemuda Palestina.

Sejak 7 Oktober, pasukan pendudukan Zionis Israel telah menahan lebih dari 10.700 warga Palestina di Tepi Barat, menurut lembaga-lembaga Palestina yang menangani urusan tahanan.

Kampanye penahanan yang diluncurkan oleh pasukan pendudukan Zionis Israel disertai dengan pelanggaran kriminal terhadap warga Palestina, termasuk kekerasan fisik brutal, pemerasan terhadap warga Palestina dengan mengancam kesejahteraan keluarga mereka, perusakan dan perusakan rumah-rumah tahanan, serta pencurian properti pribadi.

Pemukim Zionis Israel Mengamuk di Kota-Kota Palestina Karena Kesepakatan Gaza
Pemukim Israel, yang didampingi oleh pasukan pendudukan Zionis Israel, menyerbu beberapa kota Palestina di Tepi Barat yang diduduki pada Minggu malam, menunjukkan kemarahan mereka terhadap kesepakatan gencatan senjata Gaza yang secara luas dipersepsikan sebagai kekalahan bagi entitas Zionis Israel.

Para pemukim menargetkan kendaraan-kendaraan Palestina dan memblokir jalan-jalan utama di daerah-daerah termasuk Turmus Ayy, ‘Atara, Ein Siniya, Ein Ayoub, Qalqilya, dan Jaba’.

Di Sinjil, agen berita WAFA melaporkan bahwa dua rumah Palestina dan empat kendaraan dibakar. Rekaman media sosial menangkap pemukim melempar batu dan Molotov cocktail selama serangan mereka.

Serangan-serangan ini terjadi beberapa jam sebelum Zionis "Israel" merilis kelompok pertama tahanan Palestina—69 wanita dan 21 anak-anak—sebagai pertukaran dengan tiga tawanan Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Perlawanan Palestina Hamas dan Zionis "Israel". Kesepakatan ini bertujuan untuk mengakhiri perang Zionis "Israel" yang berlangsung selama 15 bulan di Gaza.

Kelompok-kelompok sayap kanan Zionis Israel mengutuk gencatan senjata tersebut, mendesak kelanjutan ofensif militer terhadap Gaza. Sebelum kesepakatan itu, Menteri Urusan Militer Zionis Israel, Israel Katz, memerintahkan pembebasan semua 16 pemukim yang ditahan secara administratif atas keterlibatan mereka dalam serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Katz membenarkan keputusan tersebut dengan mengatakan bahwa ini bertujuan “untuk menyampaikan pesan yang jelas dalam memperkuat dan mendorong pemukiman.”

Menanggapi kekerasan pada Minggu tersebut, kelompok hak asasi manusia Yesh Din mengutuk kurangnya akuntabilitas untuk agresi pemukim, menyatakan, “Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina yang tidak bersalah tanpa respon” mencerminkan pesan yang disampaikan oleh Katz dan rezim Tel Aviv “ketika mereka berusaha ‘memperkuat dan mendorong’ pemukiman.”[IT/r]