Palestina vs Zionis Israel:
Brigadir Qassam: Badai Al-Aqsa Paku Terakhir di Peti Mati Rezim Israel
20 Jan 2025 11:18
IslamTimes - Gerakan perlawanan Palestina Hamas telah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Iran, Hezbollah Lebanon, Angkatan Bersenjata Yaman, dan Perlawanan Irak atas dukungan mereka untuk Jalur Gaza, dengan mengatakan bahwa Operasi Al-Aqsa Storm telah memakukan paku terakhir di peti mati rezim Zionis Israel.
Abu Ubaida, juru bicara Brigadir Qassam, sayap militer Hamas, mengungkapkan hal ini dalam pidato yang direkam pada hari Minggu (19/1), beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata antara rezim Zionis Israel dan kelompok perlawanan tersebut mulai berlaku di Gaza.
"Operasi Al-Aqsa Storm (Badai al Aqsa) dimulai dari pinggiran Gaza, namun mengubah wajah kawasan ini dan memperkenalkan persamaan baru dalam konflik dengan entitas penjajah, serta membuka front pertempuran baru dan memaksa entitas tersebut untuk beralih kepada kekuatan internasional untuk mendukungnya," katanya.
Juru bicara tersebut mengatakan, "Hamas dan semua faksi perlawanan bertempur sebagai satu kesatuan di seluruh Jalur Gaza dan memberikan pukulan fatal kepada musuh, dengan keberanian yang luar biasa hingga jam terakhir pertempuran, dalam kondisi yang tampak mustahil."
Dia juga menekankan bahwa "semua upaya untuk mengintegrasikan entitas Zionis ke dalam kawasan ini akan menghadapi perlawanan yang mendalam," seraya menegaskan bahwa semua upaya dan rencana harus difokuskan pada bagaimana menanggulangi “musuh kriminal ini.”
Abu Ubaida lebih lanjut mencatat bahwa “pengorbanan besar” dari rakyat Palestina selama 15 bulan agresi brutal Zionis Israel terhadap Gaza “tidak akan sia-sia,” menambahkan bahwa Operasi Al-Aqsa Storm telah memakukan paku terakhir di peti mati rezim Zionis Israel dan entitas penjajah ini pasti akan lenyap.
Dia juga menyerukan kepada semua mediator untuk memaksa rezim Zionis Israel untuk melaksanakan kesepakatan gencatan senjata, sembari menegaskan komitmen Hamas dan faksi perlawanan untuk perdamaian.
Awal minggu ini, Zionis Israel terpaksa menyetujui gencatan senjata, menerima syarat-syarat negosiasi Hamas yang telah lama ada.
Kesepakatan gencatan senjata ini terdiri dari tiga fase, masing-masing berlangsung selama 42 hari. Negosiasi untuk fase kedua dan ketiga akan dimulai 16 hari setelah pelaksanaan fase pertama.
Fase pertama akan melihat pembebasan sekitar 1.900 tahanan Palestina sebagai pertukaran untuk 33 sandera Zionis Israel yang ditahan di Gaza. Ini juga mengharuskan pasukan penjajah Zionis Israel mulai menarik diri dari koridor Philadelphi—juga dikenal sebagai poros Salah al-Din—di perbatasan Gaza-Mesir.
Israel melancarkan serangan brutalnya di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah Hamas melakukan operasi bersejarah melawan entitas penjajah tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin meningkat terhadap rakyat Palestina.
Namun, rezim Tel Aviv gagal mencapai tujuan yang diumumkan untuk membebaskan sandera dan menghilangkan Hamas meskipun telah membunuh hampir 47.000 orang Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, di Gaza.[IT/r]
Story Code: 1185358