Islam Times - Hamas: Serangan Israel Hantam Lokasi Penahanan Sandera

IslamTimes - IDF menyerang Gaza hanya beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata diumumkan, menurut juru bicara kelompok militan tersebut

Kelompok militer Hamas mengatakan bahwa serangan udara oleh Pasukan Pertahanan Zionis Israel (IDF) di Gaza yang menyusul pengumuman kesepakatan gencatan senjata telah menargetkan lokasi tempat seorang sandera perempuan Zionis Israel ditahan.

Kesepakatan tersebut diumumkan pada hari Rabu (15/1) oleh Presiden terpilih AS Donald Trump dan kemudian dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Zionis Israel Benjmin Netanyahu.

Kesepakatan tersebut diharapkan mulai berlaku pada tanggal 19 Januari dan akan mencakup tiga fase, yang masing-masing akan berlangsung selama 42 hari.

Tiga sandera perempuan juga diharapkan akan dibebaskan pada hari Minggu (19/1), yang merupakan yang pertama dari 33 sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, yang diculik pada tanggal 7 Oktober 2022 oleh Hamas.

Dalam sebuah posting Telegram pada hari Kamis (16/1), Juru Bicara Militer Brigade Al-Qassam Abu Ubaida mengklaim bahwa perempuan yang menjadi sasaran serangan Zionis Israel tersebut adalah salah satu sandera yang diharapkan akan dibebaskan minggu ini.

"Setiap agresi dan penembakan pada tahap ini oleh musuh dapat mengubah kebebasan seorang tahanan menjadi tragedi," kata juru bicara tersebut.

Zionis Israel mengintensifkan serangan udaranya di Gaza hanya beberapa jam setelah gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera diumumkan, menewaskan sedikitnya 70 orang dalam semalam, menurut pejabat kesehatan daerah kantong itu.

Serangan itu terjadi saat orang-orang turun ke jalan untuk merayakan gencatan senjata, setelah 15 bulan perang brutal yang telah menewaskan hingga 64.000 warga Palestina, menurut penelitian yang diterbitkan di Lancet.

IDF mengatakan kepada CNN pada hari Kamis (16/1) bahwa mereka telah "melakukan serangan terhadap sekitar 50 target teror di Jalur Gaza" selama 234 jam sebelumnya, menyalahkan Hamas karena menembakkan roket ke Zionis Israel pada hari Kamis.

Juga pada hari Kamis, Zionis Israel menunda pemungutan suara kabinet tentang kesepakatan gencatan senjata, menyalahkan Hamas karena mengingkari bagian-bagian dari perjanjian tersebut.

Kelompok militan tersebut telah menolak klaim tersebut. Beberapa media telah mengaitkan kegagalan untuk meratifikasi perjanjian tersebut dengan penentangan dari partai-partai utama dalam koalisi pemerintahan Zionis Israel.

Partai Zionisme Religius dan pemimpinnya, Menteri Keuangan sayap kanan Zionis Israel Bezalel Smotrich, telah mengecam kesepakatan tersebut dan mengancam akan mundur jika negara Yahudi itu tidak kembali berperang setelah tahap pertama gencatan senjata.

Kabinet Zionis Israel dijadwalkan bertemu pada hari Jumat (17/1), menurut laporan media.[IT/r]