ICRC - Palestina:
ICRC Siap Membantu Pelaksanaan Perjanjian Gencatan Senjata Gaza
17 Jan 2025 04:49
IslamTimes - Pada hari Rabu (15/1), Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyatakan bahwa mereka siap membantu pelaksanaan perjanjian gencatan senjata Gaza dan pemulangan tawanan Zionis Israel dan tahanan Palestina.
Gencatan senjata di Gaza dijadwalkan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari.
Presiden ICRC Mirjana Spoljaric menyatakan, "Kami juga siap untuk meningkatkan respons kemanusiaan kami secara besar-besaran di Gaza, di mana situasi menuntutnya."
“Kami menyambut baik pengumuman tentang gencatan senjata di #Gaza. Banyak yang telah mengharapkan momen ini selama 15 bulan terakhir. Perjanjian ini akhirnya akan membawa kelegaan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Gaza dan pembebasan para sandera. Yang dibutuhkan sekarang adalah tindakan cepat, tanpa hambatan, dan... pic.twitter.com/mfI3jRBUpK
— UNRWA (@UNRWA) 15 Januari 2025
Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan keberhasilan upaya untuk menengahi perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Selama jumpa pers, Al Thani mengonfirmasi bahwa kedua pihak Palestina dan Israel telah menyetujui ketentuan gencatan senjata, yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Januari.
Patut dicatat bahwa meskipun ada pengumuman gencatan senjata, serangan Zionis Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Kota Gaza bagian barat menewaskan delapan belas orang dan melukai banyak lainnya, menurut stasiun Palestina Al Aqsa.
Menurut laporan, serangan itu menargetkan sebuah bangunan di dekat serikat insinyur.
ICRC: Sistem perawatan kesehatan Gaza 'hancur'
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengeluarkan peringatan keras pada akhir Desember tentang keadaan buruk sistem perawatan kesehatan Gaza, khususnya di Utara, karena Zionis "Israel" terus memporak-porandakan Jalur Gaza.
Pada hari Senin (13/1), organisasi yang berpusat di Jenewa itu menggambarkan layanan kesehatan di wilayah itu sebagai "hancur," dengan rumah sakit-rumah sakit utama tidak lagi berfungsi.
"Permusuhan yang berulang di dalam dan sekitar rumah sakit telah menghancurkan sistem perawatan kesehatan di Gaza utara, menempatkan warga sipil pada risiko yang sangat serius untuk tidak mendapatkan perawatan yang menyelamatkan nyawa," kata ICRC dalam sebuah pernyataan.
ICRC mendesak semua pihak untuk menghormati dan melindungi fasilitas medis, dengan mencatat bahwa perlindungan tersebut merupakan "kewajiban hukum dan keharusan moral untuk menyelamatkan nyawa manusia."
Situasi di Gaza telah memburuk secara signifikan, dengan fasilitas seperti Kamal Adwan dan rumah sakit Indonesia sekarang "sama sekali tidak dapat beroperasi."
Rumah sakit-rumah sakit ini telah berjuang selama berbulan-bulan karena kerusakan yang terus-menerus, ancaman terhadap staf dan pasien, dan sumber daya yang terbatas.
Rumah Sakit Al-Awda, salah satu dari sedikit rumah sakit yang masih beroperasi di Gaza utara, menghadapi tekanan yang sangat besar karena berupaya menangani masuknya pasien dan pengungsi yang mencari perlindungan.
Agresi Zionis Israel baru-baru ini telah memperburuk krisis.
Pasukan Zionis Israel melakukan penggerebekan besar-besaran di Rumah Sakit Kamal Adwan selama akhir pekan, yang mengakibatkan penutupannya.
Pasukan Pendudukan Zionis Israel (IOF) melaporkan bahwa sekitar 20 warga Palestina tewas, dan 240 orang yang diidentifikasi sebagai "teroris" ditangkap selama operasi tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia mengonfirmasi bahwa hal ini menyebabkan rumah sakit besar terakhir di Gaza utara tidak beroperasi dan mengevakuasi semua pasien.[IT/r]
Story Code: 1184815