Turki - Rusia:
Turki Mengonfirmasi bahwa Jaringan Pipa Gas Utama Diserang
16 Jan 2025 10:48
IslamTimes - Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Alparslan Bayraktar telah mengonfirmasi bahwa ada upaya serangan terhadap jaringan pipa gas alam TurkStream akhir pekan lalu.
Aliran gas melalui TurkStream tetap lancar setelah insiden tersebut, kata menteri energi negara tersebut
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya melaporkan bahwa Ukraina menargetkan stasiun kompresor di Wilayah Krasnodar Rusia, yang memasok gas ke TurkStream.
Serangan hari Sabtu (11/1) melibatkan sembilan pesawat nirawak kamikaze yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina, dan menurut kementerian, sebagian besar berhasil digagalkan.
Satu pesawat nirawak sayap tetap jatuh di dekat meteran gas dan menyebabkan kerusakan kecil, yang segera ditangani oleh personel fasilitas tersebut, katanya.
Berbicara kepada wartawan di parlemen Turki pada hari Rabu, Bayraktar mengonfirmasi bahwa serangan telah terjadi dan memberikan jaminan bahwa operasi jaringan pipa tersebut tidak terpengaruh.
“Tidak ada gangguan dalam aliran gas setelah serangan tersebut. Jaringan pipa tersebut terus mengalirkan gas dengan kapasitas yang sama,” katanya.
TurkStream adalah koridor energi penting yang mengangkut gas alam dari Rusia ke Turki di bawah Laut Hitam.
Jalur ini juga tetap menjadi satu-satunya rute yang memasok gas alam Rusia ke Eropa selatan dan tenggara setelah Ukraina menolak memperpanjang perjanjian transit gas dengan Moskow tahun ini.
Pada tahun 2024, pengiriman gas melalui jalur pipa meningkat sebesar 23%, mencapai 16,7 miliar meter kubik (bcm).
Jalur pipa tersebut terdiri dari dua bagian: satu melayani kebutuhan domestik Turki, sementara yang lain menyalurkan gas ke Bulgaria melalui stasiun Strandzha.
Rute Balkan ini membentang melalui Bulgaria dan Serbia ke Hongaria, dengan koneksi yang memfasilitasi distribusi gas Rusia ke negara-negara UE lainnya.
Dengan total kapasitas 31,5 bcm per tahun, TurkStream memainkan peran penting dalam keamanan energi regional.
Pejabat Rusia menuduh Kiev berupaya menyabotase hubungan energi tersebut pada beberapa kesempatan dalam beberapa tahun terakhir.
Menanggapi serangan terbaru tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuduh Ukraina melanjutkan kebijakannya tentang "terorisme energi".
Dalam konferensi pers pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa AS mungkin terlibat dalam upaya menyabotase fasilitas gas tersebut.
“Saya sangat yakin bahwa AS tidak membutuhkan pesaing di bidang apa pun, dimulai dari energi,” kata Lavrov.[IT/r]
Story Code: 1184608