Islam Times - Pasukan Yaman Menargetkan Kapal Induk AS USS Harry Truman, Memaksanya Melarikan Diri

Pasukan Yaman Menargetkan Kapal Induk AS USS Harry Truman, Memaksanya Melarikan Diri

IslamTimes - Pasukan Yaman telah melakukan operasi terhadap kapal induk AS USS Harry Truman di Laut Merah yang berlangsung selama sembilan jam, kata seorang juru bicara militer.

Mereka menargetkan kelompok penyerang AS dengan beberapa rudal jelajah dan pesawat nirawak kamikaze, Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di saluran televisi Yaman al-Masirah pada Sabtu (11/1) malam.

"Ini adalah kelima kalinya kami menargetkan kapal induk tersebut sejak kedatangannya di Laut Merah," kata Saree.

"Operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya dan memaksa kapal induk tersebut meninggalkan wilayah operasi dan melarikan diri ke ujung utara Laut Merah," katanya.

Operasi tersebut dilakukan untuk mendukung Palestina di Gaza dan sebagai tanggapan atas agresi gabungan pertama oleh AS, Inggris, dan Israel terhadap Yaman, Saree menambahkan.

Setidaknya satu orang tewas dan sembilan lainnya terluka dalam serangan udara yang menargetkan pembangkit listrik di ibu kota Sana'a serta lokasi di provinsi barat laut 'Amran, dan kota pelabuhan Laut Merah Hudaydah pada hari Jumat (10/1).

Pasukan AS dan Inggris yang dikerahkan ke Laut Merah telah berulang kali menyerang infrastruktur militer dan sipil Yaman dalam upaya untuk mencegah negara tersebut menargetkan wilayah yang diduduki Israel dan kapal-kapal terkait Israel yang berlayar di wilayah tersebut.

Saree berjanji bahwa angkatan bersenjata Yaman akan melancarkan lebih banyak serangan terhadap aset-aset Israel di wilayah yang diduduki sampai "agresi terhadap Gaza berhenti dan pengepungan dicabut."

'Mitos tentang AS yang tak terkalahkan hancur'
Ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mahdi al-Mashat, mengatakan agresi AS-Inggris yang sedang berlangsung terhadap Yaman "dilakukan untuk mendukung rezim Zionis kriminal, dan membantunya melanjutkan genosida terhadap penduduk Jalur Gaza."

“Agresi anti-Yaman ini sejauh ini telah menghasilkan satu tahun kekalahan dan kegagalan bagi musuh, dan satu tahun kemenangan bagi rakyat Yaman. Apa yang telah dilakukan bangsa Yaman dan angkatan bersenjatanya selama setahun terakhir belum pernah terjadi sebelumnya dan tak tertandingi dalam sejarah memerangi intimidasi AS,” kata Mashat.

Angkatan bersenjata Yaman, katanya, telah menghancurkan mitos tentang militer AS yang tak terkalahkan, dan menantang efektivitas kapal induk Amerika.

“Unit rudal dan drone kami telah mengembangkan persenjataan baru, seperti rudal hipersonik Palestine-2 dan drone Yafa. Senjata-senjata baru ini telah mampu melewati semua sistem rudal anti-udara rezim Zionis,” imbuhnya.

“Yaman kini telah memasuki kelompok beberapa negara yang mampu memproduksi rudal hipersonik. Hanya sejumlah kecil negara di seluruh dunia yang memiliki kemampuan untuk memproduksi rudal-rudal ini.”

Bangsa Yaman, kata Mashat, akan menghormati kewajiban agama, fundamental, dan kemanusiaannya dalam mendukung Palestina.

Dia mengatakan demonstrasi pro-Palestina setiap minggu di seluruh Yaman merupakan indikasi kuat solidaritas rakyat Yaman dengan saudara-saudara Palestina mereka.

‘Perlawanan akan terus berlanjut hingga Zionis Israel musnah’
Seorang anggota terkemuka gerakan perlawanan Ansarullah Yaman juga mengatakan Poros Perlawanan akan melanjutkan perlawanannya melawan Israel hingga rezim tersebut musnah sepenuhnya.

“Poros Perlawanan akan terus bergerak maju, dan tidak akan berhenti begitu operasi dihentikan di satu area,” kata Mohammad Ali al-Houthi.

Dia mengatakan rakyat Yaman bersatu dalam mendukung gerakan Ansarullah, dan setiap kesalahan langkah terhadap Yaman pasti akan gagal.

Houthi memperingatkan rencana Israel untuk memisahkan sebagian wilayah Suriah dan Lebanon untuk dirinya sendiri dan bahkan merampas tanah di Mesir dan Yordania, karena rezim tersebut berharap presiden AS terpilih Donald Trump akan mendukung ekspansionisme tersebut.

Pejabat Ansarullah mendesak negara-negara Arab untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan bersatu melawan rezim Tel Aviv.[IT/r]