Turki dan Gejolak Suriah:
Turki Ancam 'Operasi Militer' terhadap Kurdi Suriah, Kecam Kehadiran AS di Suriah
8 Jan 2025 17:15
IslamTimes - Turki mengancam akan melancarkan serangan terhadap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah, yang dituduhnya bersekutu dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dalam negeri, jika kelompok militan itu gagal menyetujui tuntutan Ankara setelah jatuhnya Bashar al-Assad.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan saluran TV CNN Turk pada hari Selasa (7/1), menekankan bahwa pemerintahan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang berkuasa di Suriah harus mengatasi masalah kehadiran YPG.
"Kami akan melakukan apa yang diperlukan" jika YPG tidak memenuhi tuntutan Turki dan Damaskus tidak dapat mengatasi masalah tersebut, kata Fidan.
Ketika ditanya apa yang mungkin diperlukan, ia mengatakan "operasi militer." Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Turki yakin pemerintahan HTS memiliki kekuatan untuk memerangi YPG sendiri, tetapi menambahkan bahwa ini mungkin memerlukan waktu karena masa transisi sedang berlangsung di Damaskus.
Sejak jatuhnya Assad, Ankara telah menuntut agar YPG bubar, militan non-Suriah dan pejuang teroris asing meninggalkan Suriah atau dipulangkan ke negara asal mereka, dan para pemimpinnya menyerahkan diri.
Fidan lebih lanjut mencatat bahwa Amerika Serikat mendukung YPG karena berbagai alasan, termasuk konon menghadapi kelompok teroris Daesh, ketika kelompok itu berada di Suriah.
Namun, katanya, banyak dari alasan ini tidak ada lagi, menambahkan, "Ultimatum yang kami berikan kepada mereka (YPG) melalui Amerika sudah jelas."
Ankara menganggap YPG sebagai organisasi teroris dan cabang PKK yang dilarang di Suriah, yang telah berjuang untuk wilayah otonom di dalam Turki sejak 1984.
Selama bertahun-tahun, kebijakan AS bergantung pada kerja sama dengan militan Kurdi di Suriah utara dengan tujuan mempertahankan pengaruh atas masa depan konflik.
Militan bersenjata, yang dipimpin oleh HTS, menguasai Damaskus pada 8 Desember dan menyatakan berakhirnya kekuasaan Assad dalam serangan mendadak yang diluncurkan dari benteng mereka di Suriah barat laut, mencapai ibu kota dalam waktu kurang dari dua minggu.
Turki, yang berbagi perbatasan sepanjang 911 kilometer (566 mil) dengan Suriah, telah menjadi pendukung utama kelompok oposisi yang bertujuan untuk menggulingkan Assad sejak 2011.
Meskipun pejabat Turki dengan tegas menolak klaim keterlibatan apa pun dalam serangan antipemerintah yang menyebabkan jatuhnya Assad, para pengamat percaya bahwa serangan tersebut, yang tampaknya sejalan dengan tujuan jangka panjang Turki, tidak dapat dilanjutkan tanpa persetujuan Ankara.[IT/r]
Story Code: 1183135