Iran di D-8:
Pezeshkian: Menghentikan Rezim Zionis Harus Menjadi Prioritas Paling Penting
20 Dec 2024 10:54
IslamTimes - Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan prioritas utama bagi negara-negara Asia Barat adalah menghentikan agresi Israel di Gaza dan serangan terhadap Lebanon dan Suriah.
“Hari ini, kita berkumpul dalam situasi di mana kawasan Asia Barat mengalami situasi yang sensitif, kompleks, dan tidak stabil," katanya dalam pertemuan tentang situasi di Jalur Gaza di sela-sela KTT D-8 di Kairo, Kamis (19/12).
"Saat kita mendekati hari-hari terakhir bulan keempat belas perang rezim Zionis Israel melawan Gaza, kita menyaksikan serangkaian kekejaman yang merupakan lambang dari semua tragedi dan kejahatan dalam sejarah manusia yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.
Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir, rezim Zionis telah melakukan serangan kejam di Lebanon dan Suriah,” katanya.
Pezeshkian menekankan bahwa tindakan agresi oleh rezim pendudukan dalam setahun terakhir tidak hanya merampas hak-hak rakyat Palestina, seperti hak atas kemerdekaan, penentuan nasib sendiri, keamanan, kesejahteraan, dan pendidikan, tetapi hari ini juga telah merampas hak mereka untuk hidup, makanan dan air, tempat tinggal, pengetahuan tentang nasib anggota keluarga, dan kehidupan yang bebas dari suara ledakan, terutama bagi anak-anak dan perempuan.
“Keparahan kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis di Jalur Gaza dan situasi kemanusiaan dan hak asasi manusia yang mengerikan telah sedemikian rupa sehingga telah sangat melukai hati nurani semua manusia yang terhormat dan telah menuai kecaman dari semua negara dan organisasi internasional,” katanya.
Presiden Iran juga menekankan bahwa tidak boleh ada penundaan sedikit pun dalam menghadapi kejahatan tersebut dan tindakan agresi yang meluas, mendesak agar tindakan dalam hal ini harus diprioritaskan melalui kerja sama dan koordinasi.
“Langkah pertama untuk menghentikan tindakan agresi ini adalah dengan menekan rezim ini untuk melakukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan serangan terhadap Lebanon dan Suriah. Masalah ini harus menjadi prioritas manusia dan etika yang paling penting bagi negara-negara di kawasan ini dan anggota organisasi D-8,” tegas Pezeshkian.
Ia juga dengan tegas menyerukan penarikan cepat para penjajah Zionis dari Jalur Gaza yang dilanda perang dan Tepi Barat yang diduduki, seraya menekankan bahwa masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza harus difasilitasi, mekanisme untuk memulangkan orang-orang ke rumah mereka di berbagai wilayah Gaza harus diatur.
Presiden Iran lebih lanjut menekankan bahwa pengaturan yang diperlukan untuk rekonstruksi wilayah yang dilanda perang harus tetap menjadi salah satu tuntutan utama D-8, serta tuntutan badan-badan internasional lainnya.
“Saya ingin menekankan bahwa Republik Islam Iran menyambut dan mendukung setiap perjanjian Palestina-Palestina yang didukung oleh rakyat Palestina dan memiliki konsensus dari semua kelompok Palestina. Hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri harus dihormati, dan kedewasaan intelektual dan politik mereka dalam menentukan masa depan dan takdir mereka sendiri harus dihormati,” tambah Pezeshkian.
Presiden Iran juga menyampaikan usulan Iran terkait isu Palestina untuk dipertimbangkan dan diambil keputusan oleh para anggotanya. Ia meminta organisasi D-8 untuk membuat program dukungan bagi pembangunan dan rekonstruksi Palestina, membentuk kelompok kontak untuk bekerja sama dengan Organisasi Kerja Sama Islam dalam menghentikan perang di Gaza dan menyediakan bantuan kemanusiaan, serta menyiapkan dana untuk membangun kembali Gaza dan Lebanon.
Pezeshkian juga mendesak organisasi tersebut untuk mendukung pengakuan Israel sebagai entitas apartheid dan berupaya menghidupkan kembali Resolusi PBB 3379, sekaligus membentuk komite hukum bersama untuk mendukung Palestina dalam tindakan hukum internasional, termasuk menuntut pejabat Zionis Israel atas kematian lebih dari 17.000 anak Palestina.
Di tempat lain dalam sambutannya, presiden Iran menekankan kebutuhan mendesak untuk mengatasi situasi pengungsi dan tunawisma, serta perlunya bantuan internasional segera bagi Lebanon, yang sangat menderita akibat agresi Israel selama beberapa bulan terakhir.
Terkait serangan Zionis Israel yang menghancurkan infrastruktur Suriah, khususnya militernya, ia menekankan bahwa Iran mengutuk keras serangan rezim tersebut terhadap infrastruktur, properti, dan aset negara Arab tersebut.
“Kami menyatakan sangat kecewa atas diamnya organisasi dan forum internasional, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa, terkait agresi rezim dan pendudukan wilayah Suriah. Kami menyerukan penarikan penuh para penjajah dan pemulihan stabilitas dan keamanan di negara tersebut,” tegas Pezeshkian.
Zionis Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas pendudukan tersebut sebagai tanggapan atas kampanye pertumpahan darah dan penghancuran yang telah berlangsung selama puluhan tahun oleh rezim Zionis Israel terhadap warga Palestina.
Serangan berdarah rezim di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 45.097 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 107.244 lainnya. Ribuan lainnya juga hilang dan diduga tewas di bawah reruntuhan.[IT/r]
Story Code: 1179341