Lebanon - Zionis Israel:
Aktivis Perempuan Lebanon Dibebaskan setelah Digugat karena Mengecam Kecenderungan Pro-“Israel” di Televisi
18 Dec 2024 11:50
IslamTimes - Dua aktivis perempuan Lebanon menghadapi tuntutan hukum dan ditangkap karena mengkritik kecenderungan stasiun televisi yang berbasis di Beirut yang berpihak pada entitas Zionis “Israel”.
Ghina Ghandour dan Sahar Ghaddar, keduanya tinggal di Lebanon selatan, menghadapi tuntutan hukum dan ditangkap setelah menolak menghapus unggahan yang mereka publikasikan di X, yang sebelumnya bernama Twitter, sebagai bentuk kecaman atas diskriminasi yang dilakukan MTV Lebanon pada saat negara itu dilanda agresi mematikan Zionis “Israel”.
Saat mengunggah di platform media sosial pada tanggal 11 Desember, Ghandour mengecam stasiun itu sebagai “ahli manipulasi pikiran [yang] telah menjadikan penyebaran perselisihan dan sektarianisme sebagai misinya.”
“Dengan membungkam perbedaan pendapat dan membungkam pandangan yang berlawanan, stasiun itu telah menemukan hobi baru dalam membungkam kebebasan berbicara,” katanya.
Sementara itu, aktivis itu mengatakan bahwa dia "merasa terhormat menjadi sasaran organisasi yang secara moral tidak bermoral," dan menambahkan, "Terima kasih atas lencana kehormatan ini."
Kurang dari seminggu kemudian, Ghaddar muncul di X, membanggakan dirinya karena berdiri bersama Lebanon selama agresi "Israel", dan mengatakan "setiap orang yang terhormat dan bebas" akan melakukan hal yang sama.
"Namun, MTV mengambil sikap yang berbeda. Bahkan setelah serangan berakhir, saluran tersebut terus menyerang sentimen nasional," ungkapnya.
Aktivis itu mengatakan bahwa dia telah dipanggil oleh Biro Kejahatan Dunia Maya negara itu atas gugatan hukum yang telah diajukan oleh saluran tersebut atas sikapnya.
"Percaya pada hak dasar atas kebebasan berbicara di negara saya, saya akan menghadap pihak berwenang," katanya, seraya menambahkan, "Perjuangan untuk kebenaran dan keadilan akan terus berlanjut, berapa pun biayanya."
MTV Lebanon telah dikecam oleh banyak aktivis Lebanon karena sikapnya yang mendukung entitas Zionis "Israel" dan menentang gerakan perlawanan Hizbullah di negara itu.
Gerakan ini telah membela tanah dan rakyat Lebanon dalam menghadapi agresi "Israel" selama puluhan tahun, termasuk eskalasi yang mulai menargetkan negara itu Oktober lalu dan berlangsung hingga bulan lalu, ketika gencatan senjata mulai berlaku.
Sekitar 4.000 orang menjadi martir selama serangan intensif sebelum gencatan senjata, yang terus dilanggar oleh entitas tersebut hingga menimbulkan dampak mematikan bagi rakyat Lebanon.
Contoh bias saluran tersebut telah banyak dikutip dalam laporan dan tuduhannya terhadap Hizbullah.[IT/r]
Story Code: 1178973