Turki dan Gejolak Suriah:
Turki Akan Menawarkan Pelatihan Militer ke Suriah Jika Pemerintahan Baru Meminta
16 Dec 2024 10:10
IslamTimes - Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler telah menyatakan kesiapan negaranya untuk kerja sama lebih lanjut dengan pemerintahan baru Suriah, dengan mengatakan bahwa Turki akan memberikan pelatihan militer kepada negara Arab tersebut jika bantuan tersebut diminta. Guler menyampaikan pernyataan tersebut dalam jumpa pers di Ankara pada hari Minggu (15/12), menekankan bahwa pemerintahan baru harus diizinkan untuk membuktikan diri mengingat pesan-pesannya yang konstruktif.
"Dalam pernyataan pertama mereka, pemerintahan baru mengumumkan bahwa mereka akan menghormati semua lembaga pemerintah, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan organisasi internasional lainnya," kata Guler.
"Kami pikir kami perlu melihat apa yang akan dilakukan pemerintahan baru dan memberi mereka kesempatan," tambahnya.
Ketika ditanya apakah Ankara sedang mempertimbangkan kerja sama militer dengan Suriah, Guler mengatakan Turki telah memiliki perjanjian kerja sama dengan banyak negara dan siap memberikan dukungan jika pemerintahan baru meminta.
Menteri Pertahanan Turki lebih lanjut menekankan bahwa prioritas utama Ankara adalah pembubaran kelompok militan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang dituduhnya bersekutu dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dalam negeri, seraya menambahkan bahwa Ankara telah menjelaskan hal ini kepada Amerika Serikat.
"Di era baru, organisasi teroris PKK/YPG akan dibubarkan di Suriah cepat atau lambat. Baik pemerintahan baru di Suriah maupun kami menginginkan ini," kata Guler.
Dia juga menegaskan kembali bahwa tujuan utama Turki adalah untuk menjaga integritas dan persatuan teritorial Suriah, untuk menyelesaikan proses politik secara damai, dan untuk membersihkan wilayah perbatasan negara itu dari unsur-unsur teroris.
Teroris bersenjata, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), menguasai Damaskus pada 8 Desember dan menyatakan berakhirnya kekuasaan Presiden Bashar al-Assad dalam serangan mendadak yang diluncurkan dari benteng mereka di Suriah barat laut, mencapai ibu kota dalam waktu kurang dari dua minggu.
Turki, yang berbagi perbatasan sepanjang 911 kilometer (566 mil) dengan Suriah, telah menjadi pendukung utama kelompok oposisi yang ingin menggulingkan Assad sejak pecahnya perang saudara pada tahun 2011.
Meskipun pejabat Turki dengan tegas menolak klaim keterlibatan apa pun, para pengamat percaya bahwa serangan tersebut, yang tampaknya sejalan dengan tujuan jangka panjang Turki, tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan Ankara.[IT/r]
Story Code: 1178538