Iran dan Gejolak Suriah:
Iran Ingin Hubungan dengan Suriah Berlanjut Pasca Kudeta
9 Dec 2024 22:35
IslamTimes - Bashar Assad telah mengundurkan diri sebagai presiden Suriah dan meninggalkan negara itu
Kementerian Luar Negeri Iran telah menyatakan bahwa masa depan Suriah harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri tanpa campur tangan asing dan menyatakan harapan bahwa hubungan antara kedua negara akan terus berlanjut, menurut sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu (8/12).
Pada hari Minggu, para teroris menguasai ibu kota Suriah, Damaskus, mengakhiri pemerintahan Presiden Bashar Assad selama 24 tahun.
Dalam pernyataannya, Tehran menegaskan kembali dukungannya terhadap upaya internasional berdasarkan Resolusi PBB 2254 untuk memajukan proses politik di Suriah.
Para pejabat menyerukan agar konflik militer segera diakhiri, terorisme dicegah, dan diskusi dimulai dengan melibatkan semua bagian masyarakat Suriah untuk membentuk pemerintahan.
Dokumen PBB menyerukan penyelesaian damai atas konflik Suriah melalui pemilihan umum yang bebas dan konstitusi baru.
“Republik Islam Iran, yang menekankan posisi Suriah sebagai negara penting dan berpengaruh di kawasan Asia Barat, tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk membantu membangun keamanan dan stabilitas di Suriah, dan untuk tujuan ini, akan melanjutkan konsultasi dengan semua pihak yang berpengaruh, terutama di kawasan tersebut,” pernyataan itu menekankan, sambil juga mengingat sejarah panjang dukungan Tehran untuk Suriah.
Iran juga mendesak untuk memastikan keselamatan semua warga negara dan melindungi tempat-tempat keagamaan dan misi diplomatik menurut hukum internasional.
Sebelumnya pada hari Minggu, sebuah klip video muncul yang dimaksudkan untuk menunjukkan penjarah yang menyebabkan kekacauan di Kedutaan Besar Iran di Damaskus setelah pengambilalihan ibu kota Suriah oleh para jihadis.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan milisi antipemerintah lainnya menguasai ibu kota Suriah setelah serangan cepat dari provinsi Idlib yang dipimpin oleh mantan komandan Al-Qaeda.
Moskow mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa presiden Bashar Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu setelah negosiasi dengan kelompok pemberontak.
Pejabat Rusia mengatakan bahwa Moskow tidak terlibat dalam perundingan tersebut tetapi mengakui keputusan Assad untuk menyerahkan kekuasaan secara “damai.”[IT/r]
Story Code: 1177381