Islam Times - Sekjen Qassem: Hizbullah Akan Mendukung Suriah dalam Menggagalkan Tujuan Teroris

Sekjen Qassem: Hizbullah Akan Mendukung Suriah dalam Menggagalkan Tujuan Teroris

IslamTimes - Sekretaris Jenderal Hizbullah menekankan dukungan gerakan tersebut bagi Suriah dalam menggagalkan tujuan Zionis Israel dan teroris di negara tersebut, seraya menambahkan bahwa ini merupakan upaya bersama Barat-Zionis Israel untuk mendorong Suriah menjauh dari sikap pro-Perlawanannya.

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem menyatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis (5/11) bahwa Lebanon telah mengatasi 64 hari "pengorbanan, penderitaan, martir, dan luka melalui kesabaran, keteguhan, dan ketergantungan kepada Tuhan."

Sekretaris Jenderal Hizbullah menunjuk pada tiga faktor utama yang terkait dengan pemberian kemenangan oleh Tuhan kepada Perlawanan Islam di Lebanon dalam perang tersebut.

Pertama, ia menyebutkan kehadiran para pejuang Perlawanan yang "mengorbankan nyawa mereka di medan perang, tetap tangguh".

Faktor kedua, katanya, adalah darah para martir, yang dipimpin oleh Sayyid Hassan Nasrallah, yang "kemartirannya mendorong para pejuang untuk terus maju".

Faktor terakhir adalah pemulihan kendali dan kepemimpinan dalam pertempuran oleh Perlawanan, "yang membantu dalam mengelola "Orang-orang Perkasa" dengan baik, pungkas Sheikh Qassem.

'Israel melanggar gencatan senjata sebanyak 60 kali'
Sheikh Qassem menekankan bahwa Hizbullah akan "bertahan, dan akan tumbuh lebih cemerlang."

Sehubungan dengan perjanjian gencatan senjata, ia menekankan bahwa Hizbullah menyetujuinya, menekankan bahwa perjanjian tersebut berfungsi sebagai mekanisme eksekutif untuk Resolusi 1701.

"Perjanjian yang kami setujui adalah perjanjian yang berkaitan dengan bagian selatan Sungai Litani," katanya, seraya menambahkan bahwa semua isu relevan lainnya di bawah Resolusi 1701 "memiliki mekanismenya sendiri," yang mencakup pemulihan perbatasan Lebanon dalam jangka waktu tertentu.

Sekretaris Jenderal menekankan bahwa Zionis "Israel" melakukan 60 pelanggaran gencatan senjata, dengan mempertimbangkan pemerintah Lebanon yang bertanggung jawab untuk menindaklanjuti pelanggaran tersebut dengan komite pengawas perjanjian tersebut.

Mengenai Hizbullah, ia menambahkan, Gerakan ini akan mengevaluasi krisis dan perang dengan "mengambil pelajaran yang tepat dari pengalaman kami untuk mengembangkan dan meningkatkan di semua bidang," menekankan bahwa "Israel tidak ada hubungannya dengan hubungan kami dengan pedalaman Lebanon dan Angkatan Darat."

'Warga Lebanon yang mengungsi adalah simbol pengorbanan'
Dalam sebuah pesan kepada warga Lebanon yang mengungsi selama perang, Sheikh Qassem menyatakan rasa terima kasih atas pengorbanan mereka dan menyampaikan terima kasih kepada tuan rumah yang menyambut mereka, menggambarkan tindakan mereka sebagai "model kewarganegaraan yang patut dicontoh di Lebanon."

"Mengenai pengungsian, kami telah berkontribusi [dalam meringankan penderitaan keluarga] dengan menyediakan bantuan materi kepada keluarga melalui komite sukarelawan meskipun dalam keadaan sulit," kata Sheikh Qassem.

Mengenai rekonstruksi, ia menjelaskan bahwa fase berikutnya dari "perumahan dan rekonstruksi adalah janji yang dibuat oleh Sayyed Nasrallah; ini adalah komitmen yang akan kami junjung tinggi, dan karenanya kami merasa pantas untuk menyebut kampanye ini 'Janji dan Komitmen'.

" 'Kami di Hizbullah akan mendukung Suriah'
Mengenai eskalasi terkini di Suriah, Sheikh Qassem mengatakan bahwa agresi terhadap Suriah "didorong oleh AS dan Zionis Israel menyusul ketidakberdayaan mereka di Gaza dan kegagalan mereka dalam upaya menyingkirkan Suriah."

Terkait hal itu, ia berjanji, "Kami di Hizbullah akan mendukung Suriah dalam menggagalkan tujuan agresi terhadapnya."

Dalam pesannya kepada negara-negara Arab, ia menekankan, "Ketahuilah bahwa setiap kemenangan bagi Zionis"Israel" adalah kekalahan bagi Anda, bukan hanya bagi Palestina, Suriah, dan Lebanon, dan itu akan berdampak pada negara Anda."

Ia menambahkan bahwa kelompok teroris bermaksud untuk membawa Suriah menjauh dari posisinya di pihak Perlawanan, ke posisi yang melayani pendudukan Israel.

"Kita sekarang menghadapi proyek Zionis Israel yang sangat berbahaya terhadap Timur Tengah," ia memperingatkan.[IT/r]