Islam Times - Media: Israel Memaksa Pesawat Iran yang Menuju Suriah untuk Kembali

IslamTimes - Militer Zionis Israel memaksa pesawat sipil Iran untuk kembali di tengah penerbangan dan meninggalkan wilayah udara Suriah selama akhir pekan, menurut laporan media Zionis Israel.

Penyadapan itu dilaporkan dipicu oleh kecurigaan bahwa pesawat itu membawa senjata untuk Hizbullah

Yerusalem Barat dilaporkan khawatir bahwa pesawat itu mungkin telah mengangkut senjata untuk kelompok militan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon. Insiden yang diduga terjadi semalam dari Sabtu hingga Minggu dan melibatkan beberapa jet tempur Zionis Israel, yang dilaporkan mengancam pesawat Mahan Air sebelum bisa mendarat di Suriah, menurut Ynet dan The Times of Israel.

Ynet membagikan peta penerbangan yang datang dari Tehran melalui wilayah udara Irak ke Suriah dan kemudian kembali, tetapi Times of Israel mengatakan itu tidak terkait dengan insiden itu.

Pertemuan udara serupa dilaporkan terjadi pada awal Oktober di wilayah udara Irak, ketika penerbangan Qeshm Fars Air dari Tehran harus melakukan putaran balik setelah mendapat peringatan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Militer Zionis Israel menuduh Tehran mengangkut senjata ke Hizbullah melalui bandara Beirut dengan kedok pesawat sipil, dan berjanji pada akhir September untuk "berpatroli" di wilayah udara untuk mencegah kargo tersebut sampai ke tujuan yang seharusnya. Yerusalem Barat juga mengklaim bahwa Hizbullah menerima pengiriman senjata secara teratur melalui jalur darat melalui Suriah.

Minggu lalu, militer Israel melaporkan pengeboman beberapa "lokasi penyelundupan" di sepanjang perbatasan Lebanon-Suriah.

Zionis Israel memiliki rekam jejak panjang serangan udara di tanah Suriah, termasuk di perlintasan perbatasan dan di kota-kota besar, yang menurut IDF ditujukan untuk mengganggu operasi militer Iran di negara itu.

Pada bulan April, Zionis Israel menyerang sebuah gedung di kompleks kedutaan Tehran di Damaskus, menewaskan seorang jenderal Iran dan beberapa orang lainnya.

Seorang juru bicara militer Zionis Israel kemudian mengklaim bahwa fasilitas itu adalah target militer yang sah dan tidak dilindungi oleh hukum internasional.

Ketegangan antara Hizbullah dan Zionis Israel meningkat pada Oktober 2023, ketika IDF mengepung daerah kantong Palestina di Gaza sebagai balasan atas serangan mematikan Hamas ke Israel selatan.

Pada bulan September, Yerusalem Barat meluncurkan kampanye untuk melumpuhkan gerakan tersebut, menargetkan para pemimpin dan anggota tetapnya dengan serangan udara dan aksi rahasia, dan kemudian mengirim pasukan darat melintasi perbatasan.

Rabu lalu, gencatan senjata antara Zionis Israel dan Hizbullah yang ditengahi oleh AS dan Prancis mulai berlaku.

Namun, Paris dilaporkan secara pribadi mengkritik Yerusalem Barat setelah mencatat lebih dari 50 pelanggaran gencatan senjata sepanjang minggu.

Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa salah satu alasan pemerintahnya menyetujui gencatan senjata adalah kebutuhan untuk fokus pada ancaman Iran.[IT/r]