Palestina vs Zionis Israel:
Hamas Menyatakan Siap untuk Gencatan Senjata
28 Nov 2024 15:10
IslamTimes - Gerakan militan Palestina Hamas dilaporkan telah memberi tahu sejumlah mediator internasional bahwa mereka bersedia mencapai gencatan senjata dengan Zionis Israel, menyusul pengumuman gencatan senjata di Lebanon.
Kelompok yang bermarkas di Gaza itu menyalahkan Zionis Israel atas kegagalan perundingan sebelumnya
Gencatan senjata yang ditengahi AS itu mengatur penarikan pasukan Zionis Israel dari Lebanon selatan dalam waktu 60 hari dan pengerahan tentara Lebanon di sepanjang perbatasan yang sebelumnya dikuasai Hizbullah.
“Hamas menghargai hak Lebanon dan Hizbullah untuk mencapai kesepakatan yang melindungi rakyat Lebanon dan kami berharap bahwa kesepakatan ini akan membuka jalan untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang genosida terhadap rakyat kami di Gaza,” kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters pada hari Rabu (27/11).
Abu Zuhri menambahkan bahwa Hamas telah menunjukkan “fleksibilitas tinggi” dan tetap “berminat untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza,” tetapi Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu tampaknya tidak tertarik.
Seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada AFP bahwa kelompok itu telah memberi tahu Mesir, Turki, dan Qatar bahwa mereka "siap untuk perjanjian gencatan senjata dan kesepakatan serius untuk menukar tahanan."
Gencatan senjata juga berarti "penarikan pasukan pendudukan, pemulangan para pengungsi, dan tercapainya kesepakatan pertukaran tahanan yang nyata dan tuntas," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan sebelumnya pada hari Rabu.
Netanyahu telah menyatakan gencatan senjata Lebanon sebagai tindakan Hizbullah yang membuat Hamas terpuruk dan memungkinkan Zionis Israel untuk "meningkatkan tekanan" terhadap Gaza.
"Sejak hari kedua perang, Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di sisinya.
Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas dibiarkan sendiri," kata perdana menteri Zionis Israel pada hari Selasa, seraya menambahkan bahwa alasan utama gencatan senjata adalah "untuk memisahkan garis depan dan mengisolasi Hamas."
"Kami tentu saja berkomitmen untuk menumpas Hamas," tambah Netanyahu.
Menurut media Zionis Israel, dua orang garis keras di kabinet Netanyahu – Menteri Keamanan Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich – tetap menentang gencatan senjata dengan Hamas dan telah mendorong agar Yerusalem Barat menduduki Gaza sepenuhnya.
Zionis Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah kelompok militan itu melakukan serangkaian serangan dari Gaza pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.100 warga Israel dan 250 lainnya ditawan.
Zionis Israel yakin bahwa 97 sandera masih berada di Gaza, termasuk jenazah 34 orang yang telah dipastikan tewas.[IT/r]
Story Code: 1175341