Kerusakan yang Disebabkan Hizbullah di Israel Utara Terungkap
27 Nov 2024 21:04
Islam Times - Media-media Israel baru-baru ini merilis data parsial yang mengungkap sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan oleh Hizbullah terhadap permukiman di wilayah utara Israel.
Menurut surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth, Hizbullah telah merusak setidaknya 9.000 bangunan dan lebih dari 7.000 kendaraan, meskipun data yang dirilis hanya sebagian kecil dari keseluruhan kerusakan.
Media Israel lainnya melaporkan bahwa data pajak properti menunjukkan jumlah kerusakan yang serupa, yaitu lebih dari 9.000 bangunan dan lebih dari 7.000 kendaraan di wilayah utara.
Permukiman yang paling parah terkena dampak adalah Manara, Shtula, Kiryat Shmona, Zar’it, Nahariya, dan Shlomi, sebagaimana tercatat dalam data otoritas pajak Israel.
Kerusakan yang Masih Belum Terungkap Sepenuhnya
Hingga kini, cakupan penuh kerusakan yang disebabkan oleh serangan Hizbullah belum sepenuhnya dipublikasikan. Angka-angka yang dilaporkan hanya mencakup permukiman di wilayah utara Israel, sementara rudal, roket, dan drone Hizbullah juga telah menimbulkan kerusakan besar di kota industri Haifa, pusat komersial Tel Aviv, serta kota-kota besar lainnya.
Di Kiryat Shmona, salah satu permukiman yang paling terdampak, kerusakan digambarkan sebagai "tak terbayangkan." Otoritas setempat memperkirakan bahwa hanya untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak, diperlukan waktu hingga empat bulan atau lebih.
Pada hari Selasa 26 November, sejumlah foto menunjukkan tentara Israel sedang memeriksa lokasi-lokasi yang rusak akibat serangan roket Hizbullah di Kiryat Shmona. Salah satu foto memperlihatkan sebuah jalan yang hancur dan sebuah kendaraan yang rusak di wilayah tersebut.
Hizbullah secara resmi mengklaim telah meluncurkan "rentetan rudal berkualitas tinggi" ke arah permukiman Kiryat Shmona. Sebelum serangan besar-besaran ini, Kiryat Shmona merupakan salah satu permukiman terbesar di utara dan menyerupai kota modern. Namun, setelah serangan Hizbullah, puluhan ribu penduduk meninggalkan kawasan itu, bergabung dengan pengungsi lainnya dari permukiman utara.
Konteks Serangan Hizbullah
Serangan Hizbullah dimulai sebagai tanggapan atas perang genosida Israel yang didukung oleh Amerika Serikat di Gaza. Gerakan perlawanan Lebanon ini melancarkan operasi pertamanya untuk mendukung perempuan dan anak-anak di Gaza yang terkepung pada 8 Oktober 2023.
Hari ini, kondisi di Kiryat Shmona digambarkan sangat parah sehingga hampir tidak ada yang tersisa di wilayah tersebut.
Para ahli mencatat bahwa perpindahan besar-besaran ini adalah kali pertama dalam sejarah bahwa pemukim Israel "didekolonisasi" sejak pendirian rezim tersebut pada tahun 1948.
Respons Militer Israel yang Berbalik Merugikan
Militer Israel telah mengubah permukiman-permukiman yang hampir kosong di utara menjadi barak-barak militer untuk melancarkan serangan terhadap Hizbullah. Namun, langkah ini menjadi bumerang, karena Hizbullah terus menyerang barak-barak tersebut, memaksa militer Israel bersembunyi dan membangun barak-barak baru untuk menggantikan yang telah dihancurkan oleh serangan roket Hizbullah.
Pada hari Selasa, Hizbullah mengumumkan serangan terhadap permukiman Avivim dan Manara dengan rentetan roket, sementara sirene peringatan terus berbunyi di Israel utara. Militer Israel juga mengakui adanya korban tambahan di pihak mereka.
Operasi Hizbullah yang Semakin Kompleks
Dalam salah satu pernyataannya, Hizbullah melaporkan bahwa mereka berhasil menargetkan sebuah tank Merkava menggunakan roket berpemandu dari dalam kota Khiam, yang mengakibatkan kehancuran tank tersebut serta kematian dan cedera bagi kru di dalamnya.
Menurut media Lebanon Al Mayadeen, pasukan pendudukan Israel (IOF) telah mundur dari sejumlah desa garis kedua di sektor barat perbatasan Lebanon. Saluran televisi Al-Manar yang berafiliasi dengan Hizbullah melaporkan bahwa IOF mundur dari sekitar kota Shamaa dan Tayr Harfa akibat serangan intensif para pejuang perlawanan.
Pada hari yang sama, Hizbullah melancarkan salah satu operasi paling kompleks sejak berdirinya rezim Israel. Untuk pertama kalinya, sebuah kamp pelatihan infanteri di Shavei Zion, selatan Nahariya, dihantam dengan rentetan rudal berkualitas tinggi.
Hizbullah juga mengumumkan serangan udara menggunakan skuadron drone terhadap barak Ma’ale Golani, markas Brigade Hermon 810, yang terletak di puncak Gunung al-Sheikh di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Serangan ini berhasil menghantam target secara akurat.
Setelah rezim Israel melancarkan perang skala penuh di Lebanon pada bulan September, Hizbullah merespons dengan ribuan operasi kompleks di bawah panji “Pertempuran Para Mujahid Perkasa.” Operasi-operasi ini telah menjadi pukulan signifikan terhadap kekuatan militer dan moral Israel, memperlihatkan efektivitas strategi Hizbullah dalam menghadapi agresi rezim tersebut.[IT/MT]
Story Code: 1175194