Rezim Zionis Israel
Fenomena ‘War Fatigue’ Semakin Meningkat di Militer Israel Seiring Bertambahnya Angka Kematian
25 Nov 2024 13:28
Islam Times – ‘War Fatigue’ atau kelelahan akibat perang semakin meningkat di tengah tentara Israel seiring bertambahnya angka kematian dan meluasnya medan pertempuran. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya tentara cadangan Israel yang memilih untuk tidak melapor untuk bertugas.
Kondisi tersebut membuat beban militer zionis semakin berat sehingga tentara yang ada menjadi kewalahan.
Sepanjang sejarah, strategi Israel dalam menyusun barisan pasukannya selalu mengutamakan kerampingan personel dan penggunaan senjata dengan daya hancur yang besar. Israel mengandalkan tentara cadangan untuk melengkapi barisannya dalam pertempuran yang berlangsung singkat.
Namun, pasca operasi Badai Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, rezim Zionis terseret ke dalam konflik terpanjang dalam sejarahnya. Militer Israel memanggil sekitar 35.000 tentara pada bulan-bulan pertama pertempuran berlangsung. Angka tersebut cukup mengejutkan bagi rezim yang berpenduduk kurang dari 10 juta jiwa.
Rezim Zionis juga menelan kerugian personel terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya dimana lebih dari 800 tentara, sebagaimana yang dilaporkan Washington Post, tewas sejak Oktober 2023.
“Ke mana pun Anda melihat — krisis ekonomi, jumlah korban para tentara cadangan dan keluarga mereka, dan tentu saja yang tewas dan terluka — masyarakat Israel jelas berada di ambang batas kapasitasnya,” kata Gayil Talshir, seorang analis politik di Universitas Hebrew.
Militer Israel yang menghadapi kemungkinan kekurangan pasukan, berencana untuk memperpanjang masa wajib militer di ketentaraan dan meningkatkan usia maksimum bagi para prajurit cadangan dikarenakan banyak prajurit yang sudah berada pada di titik puncak umurnya apabila masih menggunakan batas usia sebelumnya.
Seorang prajurit cadangan di pasukan khusus yang telah bertugas selama hampir 300 hari selama setahun terakhir mengatakan bahwa unitnya yang beranggotakan 12 orang kini tinggal lima orang setelah tujuh orang menolak untuk bertugas. Ia berbicara dengan syarat anonimitas sesuai dengan protokol militer.
"Kami tidak pernah membayangkan perang yang akan berlangsung begitu dalam dan begitu lama," katanya. "Dan juga, tidak ada yang bisa menggantikan kami," tambahnya. [IT/G]
Story Code: 1174643