Islam Times - Mantan Komandan IRGC: ‘Make America Great Again’ Trump Menunjukkan AS Lemah dan Putus Asa

Mantan Komandan IRGC: ‘Make America Great Again’ Trump Menunjukkan AS Lemah dan Putus Asa

IslamTimes - Slogan Donald Trump "Make America Great Again" menunjukkan seberapa besar Amerika Serikat telah melemah, kata mantan kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, yang menyerukan pembentukan "tentara Islam" untuk menghadapi hegemoni Amerika.

"Dalam perkembangan regional saat ini, slogan Amerika adalah 'make America great again', yang menunjukkan seberapa besar mereka telah dipermalukan dan dilemahkan," kata Mohsen Rezaei saat berpidato di sebuah acara di kota Mashhad.

"Saat ini, kawasan ini menyaksikan kebrutalan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh penjahat [perdana menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan rezim Zionis," Rezaei, yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Kemanfaatan Iran, menambahkan.

Ia mencatat bahwa enam negara saat ini terlibat dalam perang melawan rezim ini, termasuk Iran, Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, dan Palestina. “Mereka telah berdiri dari lubuk hati mereka yang terdalam melawan front haus darah rezim Zionis dan para pendukungnya,” termasuk AS dan Inggris, kata sang mayor jenderal.

Iran, menurut Rezaei, berusaha mencegah perang yang lebih luas di kawasan itu, tetapi ini tidak berarti bahwa rezim Israel dan para pendukungnya "dapat melakukan kesalahan apa pun yang mereka inginkan dan tidak menerima jawaban."

Memperhatikan bahwa rezim Zionis Israel berusaha mencapai ambisi ekspansionisnya, Rezaei memperingatkan bahwa "rezim tidak akan ragu untuk mengambil tindakan apa pun, dan bahkan akan menyerang Arab Saudi dan Turki jika perlu."

Dia mengaitkan ketegangan regional saat ini dengan rencana Barat yang menargetkan sumber daya alam di kawasan itu, menyerukan pembentukan aliansi militer antara negara-negara Muslim untuk menggagalkan rencana semacam itu.

"Negara-negara Muslim harus membentuk pasukan Islam yang besar dan menentang rencana-rencana ini yang sejalan dengan hegemoni proksi AS; Jika setiap negara hanya menyumbang satu batalion untuk pasukan ini, musuh akan mundur segera setelah pasukan itu terbentuk." Sejak awal Oktober 2023, Zionis Israel telah melancarkan agresi brutal di dua front yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 43.736 orang di Jalur Gaza dan sedikitnya 3.365 orang lainnya di Lebanon.

Selama periode yang sama, rezim perampas kekuasaan juga telah membunuh beberapa pemimpin perlawanan, termasuk kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah.

Untuk mendukung warga Palestina di Gaza, kelompok perlawanan telah melancarkan serangan balasan terhadap sasaran-sasaran Israel dan bersumpah untuk terus berjuang sampai serangan Gaza berakhir.

Menanggapi tindakan pembunuhan biadab Zionis Israel terhadap para pemimpin utama front perlawanan, Iran melakukan Operasi Janji Sejati 2 awal bulan lalu.

Akhir bulan itu, Zionis Israel menyerang beberapa fasilitas militer di Iran, menewaskan empat prajurit Angkatan Bersenjata dan satu warga sipil.

Iran mengatakan telah bertekad untuk menanggapi tindakan agresi Zionis Israel baru-baru ini terhadap negara itu dan tidak akan mengabaikan hak-haknya.

Iran telah memperingatkan Amerika Serikat, yang memainkan peran penting dalam mendukung tindakan Zionis Israel di mengganggu perdamaian dan keamanan regional, untuk mengendalikan rezim yang tidak sah.[IT/r]