Lebanon vs Zionis Israel:
Hizbullah pada Hari Syuhada: 100.000 Pejuang Akan Membalas untuk Sayyid
12 Nov 2024 13:01
IslamTimes - Kepala Departemen Hubungan Media Hizbullah Haji Mohammad Afifi pada hari Senin (11/11) mengadakan konferensi pers di Kompleks Sayyid Al-Shuhada di Ruweis, Dahiyeh, Beirut, dalam rangka Hari Syuhada Kelompok Perlawanan yang jatuh setiap tanggal 11 November.
Afif mengenang bagaimana setiap tahun mantan Sekretaris Jenderal Sayyid Hasan Nasrallah hadir di Kompleks tersebut untuk menyampaikan pidato di hadapan massa yang bersemangat tentang kesyahidan dan menceritakan kisah-kisah hebat para syuhada.
Tahun ini situasinya berbeda, dan Sayyid Nasrallah telah menjadi syahid, namun masih memimpin pertempuran yang “Tangguh dalam Perkasa”, tegas Afif.
Hizbullah menetapkan tanggal 11 November sebagai Hari Martir, sebuah acara khidmat untuk memperingati pengorbanan semua martir dan khususnya Ahmad Kassir, yang dengan gagah berani mengatur operasi penting melawan komando militer Zionis Israel di Tyre pada tahun 1982, yang mengubah jalannya sejarah.
Afif menekankan bahwa peringatan hari jadi Martir Kassir tahun ini dilakukan dengan meraih kemenangan di medan perang.
Afif menekankan bahwa para pejuang Hizbullah yang gagah berani ingin bertemu musuh dan membalas kemartiran tuan mereka, seraya menambahkan bahwa pertempuran Perlawanan akan menentukan nasib bangsa dan seluruh Timur Tengah.
Afif menambahkan bahwa sekitar 65 ribu tentara Israel gagal menguasai satu pun desa perbatasan Lebanon setelah 45 hari bentrokan sengit dengan para pejuang Hizbullah.
Hizbullah memiliki tekad Husseini untuk berjuang hingga mati syahid, cukup waktu hingga datangnya musim dingin saat ia akan menenggelamkan tank-tank Zionis di lumpur Lebanon, dan tanah yang sangat dikenalnya dan tempat para pejuang Perlawanan dapat melakukan gerakan dan manuver bebas.
Afif mencatat bahwa supremasi angkatan udara tidak dapat memberikan kemenangan kepada musuh, seraya menambahkan bahwa, jika pasukan pendudukan Israel gagal menguasai daratan, Tel Aviv tidak akan dapat memaksakan ketentuannya dalam politik.
“Bersama dengan lebih banyak keretakan di ‘rumah’, akan ada titik balik yang akan membuktikan lagi bahwa Zionis ‘Israel’ lebih lemah dari jaring laba-laba. Para pemukim Utara tidak akan pernah kembali ke Utara.”
Alasan di balik munculnya beberapa upaya politik untuk membangun suasana negosiasi adalah keteguhan para pejuang Perlawanan, tegas Afif.
Afif menegaskan bahwa Hizbullah memiliki cukup senjata, peralatan, dan perbekalan untuk terlibat dalam pertempuran panjang, seraya menambahkan bahwa penggunaan rentetan rudal berat dan presisi oleh Perlawanan, termasuk Fateh-110, menjawab klaim Zionis tentang kekurangan persediaan roket Hizbullah.
Pejabat Hizbullah menggarisbawahi hubungan yang kuat antara Hizbullah dan Angkatan Darat Lebanon, mengingat kesyahidan Sayyed Hadi Nasrallah bersama dengan perwira Angkatan Darat Jawad Azar di samping kesyahidan perwira Angkatan Darat Mohammad Farhat di desa perbatasan Aitaroun serta pemakamannya di Zgharta yang berubah menjadi pernikahan nasional.
Hal ini mencerminkan peran nyata angkatan darat dalam melindungi Lebanon, tegas Afif.
Beberapa pihak Lebanon yang memerangi Angkatan Darat dalam perang saudara kini menuduh membela angkatan darat dengan melepaskan tembakan politik ke Perlawanan dengan mengajukan pertanyaan wajar tentang operasi pendaratan Zionis Israel di Batroun, kata Afif, seraya menekankan bahwa hal itu akan gagal untuk menyerang hubungan antara Hizbullah dan Perlawanan.
Afif menyoroti propaganda jahat pro-Zionis Israel terhadap Perlawanan dan lingkungan sosialnya, seraya menambahkan bahwa hal itu menyaksikan kebangkitan setelah Hizbullah memulihkan kekuasaannya.
Agresi Zionis Israel bermula sejak tiga puluhan abad lalu dan telah dimulai sebelum munculnya Hizbullah, menurut Afif yang bertanya-tanya tentang niat di balik distorsi realitas ini.
Afif mengindikasikan bahwa Hizbullah mengakui tingginya biaya perlawanan terhadap pendudukan dan agresi, menanyakan tentang pilihan alternatif dan menegaskan bahwa kesabaran pasti akan mengarah pada kemenangan.
Afif menggarisbawahi bahwa medan perang digambarkan oleh Maariv yang mengatakan bahwa 50 ribu tentara Zionis telah gagal menduduki satu desa pun di Lebanon.
Pejabat Hizbullah memuji protes Amsterdam terhadap para perusuh Zionis, seraya menambahkan bahwa, terlepas dari keterlibatan pemerintah di Barat, publik dapat menyoroti isolasi Israel.
Setelah konferensi pers, Afif memimpin para wartawan dalam sebuah tur untuk memeriksa kehancuran besar-besaran yang disebabkan oleh agresi Zionis yang biadab di Dahiyeh, Beirut.[IT/r]
Story Code: 1172107