Iran - AS:
Iran Membantah Merencanakan Pembunuhan Trump
10 Nov 2024 00:08
IslamTimes - Pihak berwenang AS sebelumnya menuduh seorang warga Tehran telah meletakkan dasar untuk serangan terhadap presiden terpilih tersebut
Iran telah membantah tuduhan AS bahwa mereka berusaha mengatur rencana untuk membunuh Presiden terpilih Donald Trump sebelum pemilihan umum November.
Mereka telah menolak tuduhan tersebut sebagai tipuan yang diatur oleh aktor pro-Israel dalam upaya untuk memperburuk ketegangan antara Washington dan Tehran.
Pada hari Jumat, Departemen Kehakiman AS mengklaim bahwa pejabat Iran telah meminta seorang pria bernama Farhad Shakeri untuk "memberikan rencana" untuk membunuh Trump, menambahkan bahwa ia juga ditugaskan untuk melakukan pembunuhan terhadap warga negara AS dan Zionis Israel di dalam AS.
Shakeri digambarkan sebagai warga negara Afghanistan yang tinggal di Tehran setelah dideportasi dari AS pada tahun 2008 setelah menjalani hukuman penjara yang panjang karena perampokan.
Dakwaan tersebut juga melibatkan dua warga negara Amerika, Carlisle Rivera dan Jonathan Loadholt, yang dituduh membantu Tehran melacak seorang warga negara AS asal Iran.
“Dakwaan yang diumumkan hari ini mengungkap upaya Iran yang terus terang untuk menargetkan warga AS, termasuk Presiden terpilih Donald Trump, pemimpin pemerintah lainnya, dan para pembangkang yang mengkritik rezim di Tehran,” kata Direktur FBI Christopher Wray dalam sebuah pernyataan.
Pada hari Sabtu (9/11), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dengan tegas menolak tuduhan tersebut, menyebutnya “sama sekali tidak berdasar.”
“Klaim seperti itu pada saat ini [adalah] konspirasi jahat yang diatur oleh kalangan Zionis dan anti-Iran, yang bertujuan untuk semakin memperumit masalah antara AS dan Iran,” tambahnya.
Baghaei juga mengingat bahwa Iran telah membantah tuduhan “palsu” serupa di masa lalu. Ia tampaknya merujuk pada dakwaan oleh Departemen Kehakiman AS dari bulan Agustus di mana seorang warga negara Pakistan dituduh dikirim ke AS oleh Iran untuk melakukan pembunuhan.
Salah satu serangan yang direncanakan diduga ditujukan pada Trump. Trump menjadi target dari dua upaya pembunuhan tahun ini sebelum pemilihan.
Yang pertama terjadi pada bulan Juli ketika Thomas Matthew Crooks menembaki dia di sebuah rapat umum di Pennsylvania, dengan satu peluru mengenai telinga Trump.
Calon pembunuh itu tewas di tempat oleh Secret Service. Insiden kedua terjadi pada bulan September, ketika seorang tersangka yang diidentifikasi sebagai Ryan Wesley Routh diduga mencoba membunuh Trump di lapangan golfnya di Florida tetapi dicegat oleh petugas keamanan.[IT/r]
Story Code: 1171672