Islam Times - Media Israel: Hizbullah Dapat Terus Menguras "Israel", Perang Harus Berakhir

IslamTimes - Surat kabar Zionis Israel Maariv mengatakan Hizbullah masih mempertahankan kemampuan roketnya dan akan terus meluncurkannya dalam beberapa hari mendatang.

Hizbullah dapat terus menguras Zionis "Israel" dan meluncurkan proyektilnya selama berbulan-bulan, surat kabar Israel Maariv menyarankan pada hari Selasa (29/10).

Hal itu juga menyoroti bahwa Perlawanan Lebanon masih mempertahankan kemampuan roketnya dan akan terus meluncurkannya dalam beberapa hari mendatang, dengan tembakan signifikan diarahkan ke Safad dan Haifa.

Dalam konteks terkait, media Zionis Israel mengutip mantan komandan Divisi Gaza, Jenderal Cadangan Gadi Shamni, yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu adalah "orang berhati dingin" yang tidak peduli dengan tawanan yang ditahan di Gaza dan terputus dari "rakyatnya" dan tentara.

Shamni mengakui kegagalan total pemerintahan Netanyahu, dengan menegaskan bahwa perdana menteri telah menyebabkan kerusakan besar pada Zionis "Israel".
Zionis "Israel" perlu mengakhiri perang dan membawa kembali para tawanan, tegasnya.

Di pihaknya, mantan komandan Korps Utara Israel, Noam Tibon, menyoroti bahwa lebih dari 800 tentara Israel telah tewas dan sekitar 12.000 lainnya terluka, dengan ribuan orang menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD) sejak perang dimulai setahun yang lalu.

"Kami telah kehilangan tenaga kerja dari seluruh divisi, dan kami membutuhkan tiga divisi tambahan; jika tidak, kami akan kesulitan untuk mempertahankan Zionis Israel," tegas Tibon.

Jerusalem Post: Zionis 'Israel' masih harus menempuh jalan panjang untuk 'mengalahkan Hizbullah'
Pada hari Senin (28/10), media Zionis Israel melaporkan bahwa jumlah tentara Zionis Israel yang tewas di Lebanon selatan meningkat setiap hari daripada menurun seiring berjalannya waktu.

Sebuah analisis oleh Seth Frantzman yang diterbitkan di surat kabar Israel The Jerusalem Post menunjukkan bahwa, setelah sebulan berperang dengan Lebanon, operasi Zionis Israel telah mulai "mengambil korban".

Serangan yang dilakukan "Israel" untuk melemahkan komando dan kendali Hizbullah telah gagal memenuhi tujuannya, karena kepemimpinan kelompok Lebanon tersebut tetap utuh dan mampu melanjutkan operasi mematikannya, Frantzman mengindikasikan.

Meskipun pembunuhan komandan Hizbullah dan Sekretaris Jenderal Sayyed Hassan Nasrallah "seharusnya melemahkan komando dan kendali kelompok tersebut," perang Gaza telah mengungkapkan bahwa gerakan-gerakan tersebut "mampu menggantikan komandan bahkan saat mereka mengalami pukulan," menurut Frantzman.

"Hizbullah terus berjuang," penulis tersebut menekankan. "Tantangan di Lebanon selatan adalah bahwa sementara Hizbullah telah mengalami pukulan terhadap komando dan kendalinya, kelompok tersebut tampaknya bertahan dan mampu melanjutkan operasi mematikan."

Ia mengatakan bahwa meskipun tujuan di balik serangan darat Zionis "Israel" ke Lebanon adalah untuk memulangkan 60.000 warga Zionis Israel ke permukiman utara, "Namun, dalam sebulan perang, tembakan roket terus berlanjut hingga rata-rata sekitar 100-200 roket yang ditembakkan oleh Hizbullah setiap hari."

Laporan tersebut menyoroti bahwa pertempuran di dua garis depan — Gaza dan Lebanon — bersama dengan peluncuran roket Hizbullah yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa "keberhasilan" Zionis Israel, hal ini tidak serta merta mengurangi kerugian di garis depan atau menyebabkan kekalahan cepat bagi kelompok-kelompok ini.

Frantzman juga mencatat bahwa Hizbullah telah mulai merilispernyataan yang mencantumkan lokasi-lokasi tertentu yang ingin menjadi targetnya, yang menandakan bahwa unit-unit kelompok Lebanon yang melakukan serangan roket dapat memasok intelijen kepada komando pusat.

Setelah sekitar 27 hari pertempuran darat dengan Hizbullah dan lebih dari sebulan operasi Zionis Israel yang intens terhadap Lebanon, Zionis "Israel" masih memiliki jalan panjang untuk "mengalahkan Hizbullah", menurut analisis tersebut. [IT/r]