Zionis Israel - PBB:
Israel Membela Tarangan terhadap Guterres, Menuduh Ketua PBB Melakukan 'Tindakqan Anti-Semit'
13 Oct 2024 17:34
IslamTimes - Rezim Zionis Israel telah membela keputusannya untuk melarang Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menuduh pemimpin badan internasional teratas dunia tersebut melakukan "perilaku anti-Semit."
Menteri luar negeri Zionis Israel, Israel Katz, dalam sebuah posting di X, yang sebelumnya bernama Twitter, pada hari Sabtu (12/10) membenarkan keputusan Tel Aviv untuk melarang Guterres memasuki wilayah yang diduduki Zioni9s Israel setelah lebih dari 100 negara anggota PBB memprotes tindakan tersebut.
Dia mengklaim bahwa mereka melarang Guterres "memasuki Israel karena dia tidak mengutuk tembakan rudal Iran" di wilayah yang diduduki dan "perilakunya yang anti-Semit dan anti-Zionis Israel." Iran melakukan operasi balasan terhadap rezim Israel, yang dijuluki Operasi Janji Sejati II, pada tanggal 1 Oktober sebagai tanggapan atas pembunuhan rezim tersebut terhadap kepala Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah, dan komandan IRGC Abbas Nilforoushan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Rabu menyebut keputusan Zionis Israel untuk melabeli kepala PBB sebagai "persona non grata" dan melarang Guterres memasuki wilayah Palestina yang diduduki Zionis Israel sebagai langkah politik yang gagal.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa kontak badan dunia tersebut dengan rezim Zionis Israel akan terus berlanjut "karena mereka harus melakukannya."
Kemudian, dalam surat bersama, lebih dari 100 negara anggota PBB, menekankan "dukungan penuh dan kepercayaan mereka kepada Sekretaris Jenderal dan pekerjaannya."
Mereka menyatakan bahwa keputusan Tel Aviv untuk menunjuk Guterres sebagai persona non grata merugikan "kemampuan PBB untuk melaksanakan mandatnya" dan dapat semakin menunda berakhirnya perang genosida di Gaza, tempat lebih dari 42.000 warga Palestina telah dibunuh oleh militer Israel.
Katz dalam postingannya mengklaim bahwa hampir 90 persen warga Zionis Israel setuju dengan keputusannya dan bahwa "Guterres dapat terus berusaha mengumpulkan tanda tangan untuk mendukung [dirinya] dari anggota PBB [tetapi] keputusan tersebut tidak akan diubah."
Stephane Dujarric, juru bicara PBB, mengatakan kepada wartawan bahwa melabeli kepala PBB sebagai "persona non grata" sama saja dengan serangan lain oleh rezim Zionis Israel terhadap staf PBB.
Dujarric kemudian menegur tindakan rezim pendudukan itu, dengan mengatakan selama 24 tahun di PBB ia tidak pernah mendengar satu kali pun bahwa seorang sekretaris jenderal telah dicap sebagai "persona non grata" oleh siapa pun.
Ia mengatakan menurut hukum PBB, konsep "persona non grata" bahkan tidak berlaku bagi staf PBB.
Pejabat PBB itu mengatakan organisasi internasional itu akan melanjutkan upayanya untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, melindungi hak asasi manusia, dan memberikan bantuan kemanusiaan karena itu adalah pekerjaan yang ditugaskan untuk dilakukannya.
"Kami melanjutkan kontak kami dengan Israel di tingkat operasional dan tingkat lainnya karena kami perlu melakukannya," tegas Dujarric.[IT/r]
Story Code: 1166230