Prancis
Macron: 88 Negara Berbahasa Prancis Serukan Gencatan Senjata di Lebanon
8 Oct 2024 02:23
Islam Times - Kementerian Agama (Kemenag) tahun ini menargetkan Kampung Moderasi Beragama (KMB) percontohan akan terbentuk di 34 provinsi. KMB diharapkan mampu membangun kesadaran masyarakat yang memiliki cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang moderat.
Islam Times – Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai respons atas operasi darat rezim Zionis Israel ke Lebanon. Militer Zionis meluncurkan serangan udara dan operasi darat ke Lebanon sejak akhir September lalu. Rentetan serangan tersebut telah menewaskan dan membuat ratusan ribu orang mengungsi.
Berbicara pada KTT Francophonie ke-19 di Paris, Macron mengatakan bahwa 88 negara yang sebagian besar berbahasa Prancis secara kolektif menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin di Lebanon. Macron juga mengatakan kelompok itu telah menyetujui konferensi internasional untuk mendukung Lebanon yang akan berlangsung akhir bulan ini.
Francophonie atau Organisation Internationale de la Francophonie adalah organisasi internasional yang menghimpun negara-negara yang menjadikan bahasa Prancis sebagai bahasa resminya atau yang memiliki populasi penutur bahasa Prancis yang besar atau memiliki afiliasi dengan kultur maupun pemerintahan Prancis.
"Kami menyatakan solidaritas kami dengan Lebanon. Kami dengan suara bulat menyerukan gencatan senjata segera dan langgeng serta menegaskan kembali komitmen kami untuk meredakan ketegangan di kawasan itu. Kami menginginkan perdamaian dan keamanan untuk semua," kata Macron.
Sejak Israel melancarkan serangannya ke Lebanon, sedikitnya 1.400 orang, termasuk warga sipil, petugas medis, dan pejuang Hizbullah terbunuh sedangkan 1,2 juta orang terusir dari rumah mereka dalam waktu kurang dari dua minggu.
Komentar Macron digaungkan oleh Menteri Luar Negeri Lebanon Ziad Makary yang mengatakan bahwa Beirut masih "mendesak adanya gencatan senjata dan solusi diplomatik" meskipun Israel terus menyerang dan membunuh pemimpin Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah.
"Mereka (Israel) tidak memiliki garis merah. Mereka tidak pernah memiliki garis merah. Mereka tidak memiliki garis merah di Gaza dan mereka tidak akan memiliki garis merah di Lebanon. Namun, di Lebanon, secara militer, akan lebih sulit bagi mereka untuk masuk dan mereka juga membayar harga yang mahal," katanya di sela-sela pertemuan puncak tersebut. [IT/G]
Story Code: 1165036