Palestina vs Zionis Israel:
Al-Hayya: Apa yang Kami Tolak Kemarin, Tidak Akan Kami Terima Hari Ini – ‘Israel’ Tidak Akan Memperolehnya melalui Kekuatan atau Negosiasi
7 Oct 2024 09:57
IslamTimes - Khalil Al-Hayya, anggota senior Biro Politik Hamas, menegaskan kembali hari ini, Minggu (6/10), bahwa perlawanan Palestina tetap teguh dalam misinya untuk membebaskan tanah dan rakyat, dengan menyatakan bahwa apa yang ditolak di masa lalu tidak akan diterima hari ini.
Menandai peringatan pertama operasi Badai Al-Aqsa, Al-Hayya merenungkan perjuangan Palestina yang sedang berlangsung, dengan mencatat bahwa “setahun kemudian, rakyat kami terus menulis babak baru sejarah dengan perlawanan, darah, dan keteguhan mereka.”
Ia menekankan bahwa keuntungan apa pun yang tidak dapat dicapai Israel melalui kekuatan tidak akan diberikan melalui negosiasi. Ia menekankan bahwa operasi tersebut menghancurkan superioritas militer yang dirasakan oleh entitas Zionis, karena para pejuang dari Brigade Al-Qassam dan faksi-faksi lain melakukan tindakan heroik yang telah mengubah keseimbangan kekuatan.
Al-Hayya lebih lanjut menunjuk pada meningkatnya perlawanan di Tepi Barat, di mana warga Palestina melawan perluasan permukiman Israel dan upaya Yahudisasi. Ia menyoroti operasi Jaffa baru-baru ini sebagai salah satu contoh terbaru dari perlawanan yang sedang berlangsung ini.
"Tujuan kami jelas," kata Al-Hayya. "Kami menginginkan pembebasan penuh tanah dan tempat-tempat suci kami, pembentukan negara Palestina yang berdaulat dan merdeka, dan kembalinya para pengungsi ke tanah air mereka."
Perlawanan Lebanon
Al-Hayya memuji dukungan yang tak tergoyahkan dari Perlawanan Islam Lebanon, yang telah terlibat dalam perjuangan sejak hari pertama.
Ia mengakui pengorbanan yang dilakukan oleh warga Lebanon, termasuk ribuan martir dan yang terluka, dengan mencatat bahwa agresi Israel telah mengubah Lebanon menjadi garis depan utama dalam konflik tersebut. "Kami bersatu dalam pertempuran ini," katanya, berbicara kepada rakyat Lebanon dan para pejuang perlawanan mereka.
"Darah adalah darah, dan kehancuran adalah kehancuran. Darah para pemimpin kita, termasuk Ismail Haniyeh dan Hasan Nasrallah, telah menempa fajar baru bagi bangsa kita dengan Al-Aqsa sebagai jantungnya dan Al-Quds sebagai tujuannya.”
Dukungan Global dan Pergeseran Medan Perang
Al-Hayya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Ansarullah Yaman atas dukungan teguh mereka, baik dalam hal aksi militer maupun jutaan orang yang telah menunjukkan solidaritas dengan perjuangan Palestina.
Ia mencatat bahwa serangan rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan oleh pasukan perlawanan Yaman telah secara signifikan mengubah dinamika pertempuran, menghantam jauh ke jantung wilayah Israel.
Ia juga memuji Republik Islam Iran atas dukungannya, dengan menunjuk pada serangan rudal baru-baru ini sebagai balasan atas pembunuhan yang ditargetkan Israel terhadap Sayyid Hasan Nasrallah dan pemimpin Ismail Haniyeh di tanah Iran.
Al-Hayya menggambarkan tindakan Iran sebagai perubahan medan perang, menyamakan rudal mereka dengan “meteor yang memenuhi langit di atas Palestina yang diduduki.”
Kontribusi Irak terhadap perlawanan juga diakui, dengan Al-Hayya menyoroti serangan pesawat nirawak dan rudal dari Irak sebagai bukti komitmen negara tersebut terhadap Palestina.
Ia menekankan bahwa Irak, baik dalam perannya saat ini maupun dalam sejarah, sangat melekat dalam perjuangan Palestina. ... “Apa yang telah kita capai sebelumnya menjadi fondasi penting bagi apa yang akan terjadi selanjutnya,” tegas Al-Hayya. [IT/r]
Story Code: 1164860