Islam Times - Netanyahu: Serangan Balasan Iran terhadap Israel 'Salah Satu yang Terbesar dalam Sejarah'

Netanyahu: Serangan Balasan Iran terhadap Israel 'Salah Satu yang Terbesar dalam Sejarah'

IslamTimes - Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan serangan balasan yang dilakukan Iran terhadap wilayah Palestina yang diduduki sebagai "salah satu yang terbesar dalam sejarah."

"Iran telah dua kali menembakkan ratusan rudal" ke wilayah tersebut, katanya tentang serangan balasan tersebut dalam pesan video yang dirilis pada hari Sabtu (5/10).

Pada hari Selasa (1/10), Republik Islam tersebut meluncurkan 200 rudal ke pangkalan militer dan intelijen Zionis Israel di seluruh wilayah yang diduduki sebagai bagian dari Operasi Janji Sejati II sebagai tanggapan atas agresi mematikan rezim Zionis Israel terhadap negara tersebut dan negara-negara regional lainnya.

Agresi yang memicu serangan balasan tersebut, antara lain, telah menyebabkan tewasnya pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah, dan Abbas Nilforoushan, seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Pada bulan April lalu, negara itu juga telah menembakkan lebih dari 300 rudal dan pesawat nirawak ke wilayah-wilayah tersebut dalam sebuah operasi dengan nama sandi ‘Janji Sejati’ sebagai balasan atas agresi mematikan yang dilakukan oleh rezim tersebut terhadap fasilitas-fasilitas diplomatik Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.

Netanyahu menuduh bahwa rezim tersebut “memiliki tugas dan hak untuk membela diri dan menanggapi serangan-serangan ini — dan kami akan melakukannya.”

Tehran telah berjanji untuk menanggapi kemungkinan terulangnya agresi rezim tersebut terhadap negara tersebut dengan skala yang lebih besar, yang menargetkan semua infrastruktur rezim tersebut.

Di tempat lain dalam pernyataannya, Netanyahu mengklaim bahwa Iran berada “di balik semua serangan” yang telah dilakukan terhadap rezim tersebut.

Sementara itu, Republik Islam tersebut telah berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak memiliki “kelompok proksi” di wilayah tersebut, dengan mencatat bahwa kelompok-kelompok perlawanan regional yang telah menargetkan rezim tersebut sebagai tanggapan atas pelanggaran-pelanggarannya bertindak atas inisiatif mereka sendiri dan dengan sumber daya mereka sendiri.

Perdana Menteri Zionis Israel mengatakan bahwa rezim tersebut bertekad untuk terus melakukan tindakan agresinya, dengan menuduh bahwa “senjata kami masih terentang [untuk tindakan lebih lanjut].”

Sementara itu, ia mengklaim bahwa rezim telah menghancurkan "sebagian besar" persediaan pertahanan Hizbullah. Namun, gerakan tersebut tetap melanjutkan operasi pembalasannya terhadap wilayah pendudukan, dan berjanji akan membuat rezim menyesali serangan mematikannya terhadap kelompok tersebut dan rakyat Lebanon.[IT/r]