QR CodeQR Code

Lebanon vs Zionis Israel:

Kemampuan Militer Hizbullah dalam Pandangan Barat dan “Israel”

5 Oct 2024 11:30

IslamTimes - Hizbullah, yang muncul pada awal 1980-an sebagai gerakan kecil yang bertujuan untuk melawan pendudukan Zionis “Israel” di Lebanon, telah berubah dari kelompok menjadi kekuatan militer yang tangguh. 


Meskipun mengalami kemunduran baru-baru ini, kelompok tersebut tetap menjadi ancaman besar bagi Zionis “Israel”, yang akan menghadapi banyak korban jika terlibat dalam pertempuran darat dengan Hizbullah. Hal ini terbukti selama serangan terakhir Zionis Israel ke wilayah Lebanon, di mana kekuatan militer Hizbullah ditampilkan dengan jelas, yang mengakibatkan kematian sedikitnya delapan pasukan khusus Zionis “Israel”.
 
Berbagai media berita, termasuk Haaretz, CNN, Rutter, dan AJC.org, telah menyoroti pesawat nirawak canggih, rudal jarak jauh, dan jaringan terowongan bawah tanah yang luas milik Hizbullah, yang semuanya menimbulkan tantangan signifikan bagi operasi militer Zionis “Israel”.
 
Esai ini membahas bagaimana media Barat memandang kemampuan militer Hizbullah, dengan fokus khusus pada teknologi pesawat nirawak, sistem rudal, jaringan terowongan bawah tanah, dan pengalaman tempur yang diperoleh selama Perang Saudara Suriah.
 
Perang Pesawat Nirawak
Artikel terbaru di Haaretz berjudul Zionis “‘Israel’ Menghadapi Perang di Utara Tanpa Jawaban Tegas terhadap Pesawat Nirawak Hizbullah” menekankan evolusi kemampuan militer Hizbullah, khususnya penggunaan pesawat nirawak secara strategis.
 
Artikel tersebut mencatat bahwa integrasi teknologi pesawat nirawak oleh Hizbullah merupakan perubahan signifikan dalam peperangan modern.
 
Kelompok tersebut secara efektif menggunakan pesawat nirawak untuk melakukan serangan tepat terhadap posisi militer Zionis “Israel”, melakukan pengintaian, dan menemukan target secara akurat.
 
Kemampuan ini memungkinkan serangan terkoordinasi dengan roket dan rudal anti-tank, yang memungkinkan Hizbullah untuk memproyeksikan kekuatan sambil meminimalkan risiko bagi pasukan daratnya.
 
Kecanggihan dan jumlah pesawat nirawak ini menggarisbawahi pentingnya mereka dalam peperangan asimetris modern. Selain itu, artikel tersebut menyoroti penggunaan pesawat tanpa awak yang terbang rendah untuk pengumpulan intelijen dan serangan, dengan pesawat tanpa awak balap FPV [First Person View] sebagai inovasi terbaru.
 
Pesawat kecil yang dikendalikan dari jarak jauh ini dapat mencapai kecepatan hingga 200 km/jam dan melakukan manuver yang rumit, sehingga mempersulit lingkungan operasional bagi pasukan Zionis "Israel".
 
Keunggulan pesawat nirawak ini meliputi biaya yang rendah, ketersediaan, dan kemudahan penggunaan. Selain itu, pesawat tanpa awak Hizbullah dapat sering mengubah frekuensi, sehingga membuat deteksi dan gangguan menjadi sulit.
 
Kemajuan teknologi pesawat nirawak Iran semakin mempersulit situasi, karena beberapa pesawat tanpa awak beroperasi berdasarkan instruksi yang telah diprogram sebelumnya atau melalui serat optik fisik, sehingga kebal terhadap gangguan elektronik.
 
Rudal Jarak Jauh
Aspek penting lain dari kekuatan militer Hizbullah adalah persenjataan rudal jarak jauhnya.
 
Seperti yang diuraikan dalam artikel dari CNN, Rutter, Haaretz, dan AJC.org, Hizbullah kemungkinan merupakan kelompok non-negara yang paling bersenjata lengkap di dunia, dengan persenjataan yang lebih canggih dan lebih merusak daripada milik Hamas.
 
Kelompok ini telah mengumpulkan ribuan rudal yang mampu menyerang jauh ke wilayah Zionis "Israel". Banyak dari rudal ini dilengkapi dengan sistem pemandu presisi, yang memungkinkan Hizbullah untuk melakukan serangan balasan yang lebih akurat terhadap target-target strategis di Zionis "Israel", termasuk pangkalan militer dan infrastruktur sipil.
 
Kemampuan kelompok ini untuk meluncurkan sejumlah besar rudal dalam waktu singkat menimbulkan ancaman besar bagi Zionis "Israel", yang berpotensi membuat sistem pertahanannya kewalahan.
 
Baru-baru ini, Hizbullah telah berupaya untuk melemahkan sistem rudal Zionis "Israel" yang terkenal, Iron Dome, dengan menyerang platformnya dan membanjirinya dengan kawanan pesawat nirawak dan rudal jarak pendek.
 
Strategi ini bertujuan untuk menciptakan celah bagi proyektil lain untuk menembus lebih dalam ke wilayah Zionis "Israel", yang selanjutnya mempersulit postur pertahanan Zionis "Israel".
 
Terowongan Bawah Tanah: Aset Strategis
Laporan tahun 2021 oleh Alma, lembaga pemikir Zionis “Israel” yang mengkhususkan diri pada Hizbullah, mengindikasikan bahwa Iran dan Korea Utara membantu membangun jaringan terowongan setelah perang tahun 2006, yang menurut perkiraan Zionis “Israel”, membentang hingga ratusan kilometer.
 
Rekaman terbaru menunjukkan para pejuang Hizbullah mengemudikan truk dengan peluncur roket melalui terowongan ini. Terowongan ini memiliki berbagai tujuan strategis, termasuk memfasilitasi pergerakan pasukan dan perbekalan, melindungi para pejuang dari pemboman udara, dan melancarkan serangan mendadak terhadap pasukan Zionis “Israel”.
 
Laporan dari AJC.org mengindikasikan bahwa pembangunan terowongan ini didasarkan pada pelajaran yang dipetik dari konflik-konflik sebelumnya, termasuk Perang Lebanon 2006, yang memungkinkan Hizbullah mempertahankan kelangsungan operasional meskipun ada tekanan militer yang kuat.
 
Terowongan ini sering kali dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk pusat komando dan penyimpanan senjata, yang menjadikannya penting bagi strategi militer Hizbullah.
 
Keberadaan terowongan ini telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan di kalangan ahli strategi militer Zionis "Israel", yang memandangnya sebagai elemen penting dari strategi pertahanan dan serangan Hizbullah. 
 
Pengalaman yang Diperoleh dari Konflik Suriah
Dalam sebuah artikel penting di New York Times, CIA mengamati bahwa Hizbullah telah "mengembangkan elemen-elemen kekuatan militer konvensional yang lebih tradisional seperti negara dan menunjukkan kemampuan militer yang cukup besar" selama dua dekade terakhir.
 
Meskipun menderita kerugian selama konflik tahun 2006 dengan "Israel", kelompok tersebut muncul sebagai kelompok yang tangguh, dan persenjataannya telah berkembang baik dalam ukuran maupun kecanggihannya.
 
Dimulainya Perang Suriah pada tahun 2011 telah menyediakan tempat pelatihan yang penting bagi para pejuang Hizbullah. Analis dari CNN dan Rutter menekankan bahwa peran Hizbullah dalam mempertahankan Perlawanan telah memberi pasukannya pengalaman tempur yang tak ternilai.
 
Melalui partisipasi dalam peperangan perkotaan, operasi kontra-pemberontakan, dan kolaborasi dengan berbagai faksi militer, Hizbullah telah mempertajam kemampuan operasionalnya, berubah menjadi pasukan tempur yang lebih terampil dan berpengalaman.
 
Pelajaran yang dipetik di Suriah telah memungkinkan Hizbullah untuk menyempurnakan taktiknya, meningkatkan fleksibilitas operasional, dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika peperangan modern.
 
Selain itu, kemitraan dengan berbagai aktor militer dan non-negara telah semakin memperluas jangkauan dan efektivitas operasional Hizbullah.
 
Kesimpulan
Perang tahun 2006 dengan Zionis "Israel", dikombinasikan dengan pelajaran yang dipetik dari konflik Suriah, telah mengubah Hizbullah menjadi entitas militer yang kuat.
 
Dengan pesawat nirawak canggih, persenjataan rudal jarak jauh yang besar, dan jaringan terowongan bawah tanah yang kompleks, Hizbullah menimbulkan tantangan yang signifikan bagi Zionis "Israel".[IT/r]
 


Story Code: 1164397

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/news/1164397/kemampuan-militer-hizbullah-dalam-pandangan-barat-dan-israel

Islam Times
  https://www.islamtimes.com