Zionis Israel vs Palestina:
Kebrutalan “Israel”: Lebih dari 700 Bayi Gaza Tewas Sebelum Ulang Tahun Pertama Mereka
20 Sep 2024 15:58
IslamTimes - Realitas mengerikan dari situasi Gaza terungkap dengan jelas melalui kehidupan korban termuda dan paling tidak bersalahnya – bayi yang tidak pernah memiliki kesempatan untuk melihat ulang tahun pertama mereka.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 41.000 warga Palestina telah menjadi martir di daerah kantong itu sejak 7 Oktober, dengan lebih dari 11.300 korban yang teridentifikasi adalah anak-anak.
Di antara mereka, 710 adalah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun.
Besarnya tragedi ini diperkuat oleh kisah-kisah bayi-bayi ini. Setiap nyawa yang hilang adalah pengingat akan kebrutalan serangan Zionis “Israel”.
Asser dan Aysal Abu Al-Qumsan, yang baru berusia empat hari, dibunuh bersama ibu mereka dalam serangan artileri Zionis “Israel”. Ayah mereka, yang tanpa lelah mencari tempat yang aman bagi keluarganya di tengah perang, hanya menemukan kehancuran dan kehilangan ketika tempat perlindungan mereka menjadi sasaran.
Si kembar adalah salah satu dari sekian banyak orang tak berdosa yang terjebak dalam baku tembak konflik yang tidak menghargai kesucian hidup.
Serupa dengan itu, kisah Sabrine Al-Rouh Al-Sheikh berbicara tentang sifat serangan yang tidak pandang bulu ini. Belum lahir ketika serangan udara "Israel" melukai ibunya secara kritis dan menewaskan ayah dan saudara perempuannya, Sabrine berjuang untuk hidup selama lima hari sebelum akhirnya meninggal karena luka-lukanya.
Kehidupannya yang singkat diwarnai oleh kekerasan, cerminan suram dari kenyataan yang dihadapi oleh begitu banyak orang di Gaza. Kisah-kisah ini bukanlah insiden yang terisolasi tetapi bagian dari pola kehancuran yang lebih luas.
Serangan udara Zionis "Israel" telah menargetkan rumah dan tempat perlindungan tanpa pandang bulu, yang menyebabkan banyaknya korban jiwa warga sipil.
Kematian putri Mo’emen Abu Al-O’uf yang berusia tujuh bulan, Manal, dan nasib tragis Naeem dan Wissam Abu Anza, yang baru berusia lima setengah bulan, semakin menggambarkan pola ini.
Anak-anak ini bukanlah pejuang; mereka adalah nyawa tak berdosa yang terperangkap dalam siklus kekerasan yang tak henti-hentinya. Tindakan entitas apartheid Zionis “Israel” di Gaza telah dikutuk secara luas sebagai pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia.
Penargetan sistematis wilayah sipil, yang mengakibatkan kematian bayi dan anak-anak, merupakan pelanggaran berat terhadap perjanjian internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Komunitas global tidak dapat mengabaikan skala tragedi ini. Setiap bayi yang menjadi martir bukan sekadar statistik, tetapi kehidupan yang dipersingkat, masa depan yang musnah. Kisah-kisah bayi ini dan keluarga mereka merupakan bukti kuat atas biaya manusia dari konflik di Gaza.
Mereka mengungkap kenyataan suram di mana orang-orang yang paling rentan ditolak hak dasar untuk hidup, di mana seruan untuk keadilan dan akuntabilitas bergema di tengah puing-puing.
Saat dunia menyaksikan, seruan untuk bertindak menjadi semakin mendesak: untuk melindungi yang tidak bersalah, menegakkan hak asasi manusia, dan mengakhiri siklus kebrutalan yang telah merenggut terlalu banyak nyawa.[IT/r]
Story Code: 1161206