Islam Times - Kepala Unit Intelijen Israel Mengundurkan Diri karena Kegagalan pada 7 Oktober

IslamTimes - Komandan Unit 8200, unit pengumpulan intelijen militer Zionis Israel yang terbesar, telah mengundurkan diri dari jabatannya, di tengah gelombang pengunduran diri baru-baru ini oleh perwira tinggi rezim tersebut dari berbagai lembaga.

Media Zionis Israel melaporkan pada hari Kamis (12/9) bahwa Brigjen Yossi Sariel telah memberi tahu atasan dan bawahannya bahwa ia bermaksud untuk mengundurkan diri.

Militer Israel mengatakan Sariel akan digantikan "dalam periode mendatang."

8200 adalah unit intelijen sinyal utama militer dan merupakan salah satu unit yang gagal mencegah Operasi Badai al-Aqsa oleh kelompok perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023. Itu adalah unit yang sama yang markas besarnya juga menjadi sasaran gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon sebagai bagian dari serangan balasannya pada akhir Agustus.

Sementara itu, kepala staf Zionis Israel Herzi Halevi sedang mempersiapkan pengunduran dirinya pada akhir Desember, Channel 12 melaporkan, mengutip percakapan yang dilakukan Halevi dengan orang-orang di sekitarnya. Pada saat itu, militer akan menyelesaikan semua penyelidikan internalnya terhadap kegagalan seputar operasi 7 Oktober, tambahnya.

Halevi menggantikan Aviv Kohavi sebagai kepala militer pada Januari 2023. Kepala militer biasanya menjabat selama tiga tahun, dengan banyak yang menjabat selama empat tahun. Halevi telah beberapa kali mengakui tanggung jawab penuh atas kegagalan menggagalkan operasi Hamas.

Ini terjadi di tengah gelombang pengunduran diri baru-baru ini di militer Zionis Israel dan apa yang disebut lembaga keamanan. Gelombang pengunduran diri pejabat tinggi telah mengguncang militer Israel sejak 7 Oktober, dengan beberapa perwira senior mengundurkan diri, dengan alasan kegagalan intelijen untuk memprediksi operasi oleh kelompok perlawanan Palestina dan alasan pribadi.

Kepala Divisi Penelitian Direktorat Intelijen Militer, Brigadir Jenderal Amit Saar, mengundurkan diri "karena alasan pribadi, menurut media Zionis Israel.

Kepala Direktorat Intelijen Militer Angkatan Darat Zionis Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva, juga mengumumkan pengunduran dirinya karena kegagalannya memprediksi operasi 7 Oktober.

Komandan Divisi Gaza Angkatan Darat Israel, Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld, mengundurkan diri karena kegagalannya melindungi pangkalan dan permukiman militer Israel selama operasi oleh kelompok perlawanan pada awal Oktober. Kepala Distrik Selatan badan keamanan Shin Bet mengundurkan diri, dengan alasan kegagalan departemennya untuk mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.

Seorang perwira intelijen di divisi Gaza telah memberi tahu komandannya bahwa ia bermaksud mengundurkan diri karena kegagalan intelijen. Kepala Angkatan Darat Angkatan Darat Israel, Tamir Yadai, mengundurkan diri karena "alasan pribadi" setelah ia menjabat selama tiga tahun.

Pada 6 Juni, menteri kabinet perang Zionis Israel Benny Gantz dan pengamat kabinet perang Gadi Eisenkot mengundurkan diri dari kabinet persatuan darurat perdana menteri Benjamin Netanyahu.

Gantz dan Eisenkot bergabung dengan rezim Netanyahu setelah serangan Israel di Gaza, yang mengarah pada pembentukan kabinet darurat, yang kemudian membentuk kabinet perang.

Menurut surat kabar Ibrani Maariv, menteri Israel yang agresif Itamar Ben Gvir – yang bertanggung jawab atas sistem penjara dan polisi – telah memblokir promosi beberapa petugas.

Laporan Maariv yang sama, yang dirilis pada tanggal 4 September, mengatakan bahwa pengangkatan setiap komisaris polisi baru disertai dengan gelombang pengunduran diri.

Anggota militer Zionis Israel berpangkat tinggi mengundurkan diri saat perang rezim yang menghancurkan di Gaza berkecamuk, Zionis Israel melanjutkan invasi yang menghancurkan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 41.100 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak. [IT/r]