Islam Times - Media Israel : 'Tepi Barat dari Bom Waktu Menjadi Bom yang Siap Meledak'

IslamTimes - Media Zionis Israel melaporkan bahwa sumber keamanan menggambarkan Tepi Barat telah "berubah dari bom waktu menjadi bom yang siap meledak."

Media Zionis Israel melaporkan pada hari Selasa (3/9) bahwa sumber keamanan menggambarkan Tepi Barat telah "berubah dari bom waktu menjadi bom yang siap meledak."

Israel Hayom mengungkapkan bahwa eskalasi dan serangan baru-baru ini di Tepi Barat telah menyebabkan lembaga keamanan dan militer merombak strateginya.

Wilayah tersebut, yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai "medan perang sekunder" sejak dimulainya perang, sekarang akan ditetapkan sebagai "medan perang kedua," setelah Gaza.

Surat kabar Zionis Israel menjelaskan bahwa perubahan ini "hanya arahan awal" dan bahwa penyesuaian yang signifikan di Tepi Barat akan memakan waktu. Diperkirakan bahwa "serangkaian operasi di seluruh Tepi Barat, mirip dengan operasi di Jenin," akan dilaksanakan, menurut laporan dari lembaga keamanan dan militer.

Surat kabar itu mencatat bahwa operasi militer, yang diberi nama "Kamp Musim Panas," yang dimulai minggu lalu, adalah "operasi militer Zionis Israel terpanjang sejak 'Perisai Pertahanan'", menambahkan bahwa "dua tim tempur brigade saat ini aktif di kamp Jenin dan Tulkarm," dengan operasi yang diantisipasi akan segera berlanjut.

Operasi Palestina dapat diulang di tempat lain Israel Hayom berkomentar bahwa "tentara Zionis Israel bertujuan untuk mencapai Oktober, bulan liburan, dengan arena Tepi Barat yang lebih tenang." Ia memperingatkan bahwa "operasi Gush Etzion dapat diulang di Yerusalem, Beersheba atau Tel Aviv."

Dalam konteks ini, surat kabar itu menyatakan bahwa "serangan brutal baru-baru ini, termasuk serangan ganda di Gush Etzion, serangan di Tarqumiyah, dan serangan yang digagalkan di Ateret, menggarisbawahi perlunya pendekatan besar dan radikal di seluruh Tepi Barat."

Ia menambahkan bahwa dilema utama lembaga keamanan menyangkut wilayah al-Khalil, tempat kedua operasi dalam beberapa hari terakhir berasal. Israel Hayom mencatat bahwa "ada pemahaman tentang perlunya tindakan agresif terhadap operasi yang berasal dari kota tersebut."

Akibatnya, "operasi skala besar yang berfokus pada pengumpulan intelijen, selain upaya untuk memberlakukan blokade di sekitar kota, dapat dilakukan, mirip dengan apa yang terjadi sekarang."[IT/r]