Iran dan Perjuangan Palestina:
Perundingan Doha: Iran Peringatkan tentang ‘Tipu Daya dan Ketidakjujuran’ Israel dan AS
17 Aug 2024 21:25
IslamTimes - Mengomentari perundingan gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung di Qatar, Iran telah memperingatkan tentang “tipu daya dan ketidakjujuran” rezim kriminal Zionis Israel dan pendukung terpentingnya, Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri sementara Iran Ali Bagheri Kani mengeluarkan peringatan tersebut dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada hari Jumat (16/8). Ini adalah percakapan kedua mereka dalam 24 jam.
Kani menulis dalam sebuah posting yang dipublikasikan di platform media sosial X pada Jumat (16/8) malam bahwa ia dan perdana menteri Qatar bertukar pendapat “tentang perkembangan hari kedua perundingan untuk menghentikan genosida Zionis di Gaza.”
“Mengacu pada agresi dan sifat kriminal Zionis di Gaza, saya memperingatkan tentang tipu daya dan ketidakjujuran geng kriminal yang menguasai Tel Aviv dan pendukung terpenting mereka, Amerika Serikat, di meja perundingan,” ungkapnya.
Sebelumnya pada hari itu, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan bahwa mereka mengadakan perundingan gencatan senjata Gaza dalam suasana yang positif di ibu kota Qatar, Doha. Mereka menambahkan bahwa perundingan itu "serius dan konstruktif."
Para mediator mengajukan "proposal penghubung" yang akan memungkinkan implementasi "cepat" dari kesepakatan yang akan mengakhiri perang di Gaza dan membebaskan tawanan Zionis Israel, kata pernyataan bersama tersebut.
Ketiga mediator tersebut mengklaim bahwa proposal mereka "mempersempit kesenjangan antara kedua belah pihak," mengacu pada gerakan perlawanan Palestina Hamas dan rezim Zionis Israel.
Namun, kondisi baru yang ditampilkan dalam skema tersebut melibatkan rezim untuk mempertahankan pasukannya di dalam Gaza di sepanjang perbatasan pesisir dengan Mesir, agensi tersebut menambahkan, mengutip "sumber yang terinformasi."
Namun, Hamas dilaporkan mengatakan tidak akan menerima kondisi baru dari rezim Israel sebagaimana diuraikan dalam proposal baru tersebut.
Kani mengatakan bahwa Amerika Serikat menyediakan senjata untuk Zionis Israel yang menjadikannya "kaki tangan, bukan mediator yang netral."
“Jadi saya tekankan penggunaan semua kapasitas untuk memaksa agresor Zionis menghentikan pembunuhan dan kejahatan di Gaza,” ungkapnya.
Meskipun ada pembicaraan gencatan senjata, rezim Zionis Israel terus maju dengan serangan udara dan artileri di Jalur Gaza yang terkepung saat perang genosida memasuki bulan kesebelas.
Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji akan terus berperang hingga, apa yang disebutnya, “penghapusan” Hamas, sebuah prospek yang telah dikesampingkan sebagai hal yang mustahil oleh kelompok tersebut dan bahkan beberapa pejabat Israel dan sekutu Tel Aviv.
Pembantaian terbaru telah meningkatkan jumlah warga Palestina yang terbunuh menjadi lebih dari 40.000 orang dan menyebabkan lebih dari 92.400 lainnya terluka.[IT/r]
Story Code: 1154576