Islam Times - Menteri Intelijen Iran: Haniyeh Dibunuh Setelah Mendapat Lampu Hijau dari AS; Dukungan atas Kebiadaban Israel

Menteri Intelijen Iran: Haniyeh Dibunuh Setelah Mendapat Lampu Hijau dari AS; Dukungan atas Kebiadaban Israel

IslamTimes - Menteri intelijen Iran mengatakan pembunuhan pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh, oleh rezim Zionis Israel di Tehran dilakukan dengan persetujuan Washington.

Ismail Khatib menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Jumat (2/8) dalam sebuah pesan belasungkawa yang ia sampaikan pada kesempatan kematian Haniyeh.

Pembunuhan tersebut merenggut nyawa Haniyeh, kepala Biro Politik gerakan perlawanan Palestina, dan salah seorang pengawalnya di ibu kota Iran pada hari Rabu (31/7).

Pemimpin perlawanan tersebut berada di kota tersebut untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

“Pembunuhan Ismail Haniyeh yang merupakan syuhada terjadi di tangan para Zionis perampas kekuasaan dengan lampu hijau dari Amerika Serikat,” katanya.

Selama beberapa dekade, Washington telah membela rezim tersebut terhadap tindakan internasional yang menghukum, bertindak sebagai pemasok senjata terbesarnya, dan menyediakan kerja sama intelijen yang erat untuk melindunginya dan memfasilitasi kekejaman yang diinginkannya.

“Pembunuhan itu sekali lagi memperlihatkan sifat biadab rezim Zionis,” imbuh Khatib.

Menteri tersebut juga menyatakan bahwa rezim Zionis Israel telah melakukan pembunuhan tersebut sebagai balasan atas keberhasilan perlawanan dalam melaksanakan operasi Penyerbuan al-Aqsa.

Operasi tersebut menyaksikan gerakan perlawanan Jalur Gaza, termasuk Hamas, melancarkan serangan balasan yang sangat berani terhadap wilayah Palestina yang diduduki pada tanggal 7 Oktober, menangkap ratusan tentara dan pemukim Zionis Israel.

Pembunuhan tersebut “tidak diragukan lagi merupakan indikasi kemenangan Badai al-Aqsa dan tanda disintegrasi rezim,” kata Khatib.

Pernyataan tersebut menggemakan pernyataan yang disampaikan oleh mendiang pemimpin Hamas setelah operasi tersebut, di mana ia mengatakan, “Operasi Badai Al-Aqsa menandai dimulainya hilangnya pendudukan atas tanah kami.”[IT/r]