Ekonomi Iran
Stabilitas Ekonomi, Warisan Pemerintahan Seyyed Ebrahim Raeisi
29 Jul 2024 16:12
Islam Times - Secara keseluruhan, pemerintahan mendiang Presiden Seyyed Ebrahim Raeisi telah berhasil menciptakan kondisi optimal untuk pembuatan kebijakan bagi pemerintah yang akan datang dengan membawa stabilitas relatif terhadap ekonomi negara.
Seyyed Ebrahim Raeisi menerima mandat presiden dengan kas negara yang minus disertai hutang kepada bank sentral. Reformasi ekonomi yang ia bawa selama tiga tahun menjabat terutama yang berkaitan dengan pemberdayaan produksi, revitalisasi pabrik-pabrik, penggenjotan ekspor, jalinan kerjasama dengan negara-negara Timur dan Afrika serta pencairan aset-aset Iran yang dibekukan di luar negeri, berhasil membuat kas negara yang diserahkan kepada Presiden setelahnya berisi surplus 185 ribu milyar Riyal.
Perbandingan variabel ekonomi pada saat pergantian pemerintahan pada tahun 2021 dan sekarang menunjukkan bahwa ekspor minyak Iran telah mencapai level tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Selain itu, tingkat pertumbuhan likuiditas telah menurun dari 42,8% menjadi 24% dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5% dibandingkan dekade situasi pada dekade 2010-an dengan angka kurang dari 1%.
Dalam hal keamanan investasi, indeks berada pada titik terbaiknya sejak musim dingin 2016. Selain itu, tingkat inflasi produsen telah menurun dari 103% pada musim semi 2021 menjadi 23% pada musim semi 2024.
Pada bulan April, Financial Times menulis bahwa jumlah ekspor minyak Iran mencapai titik tertinggi dalam enam tahun terakhir. Teheran menjual rata-rata 1,56 juta barel per hari selama tiga bulan pertama tahun 2024 yang notabene adalah level tertinggi sejak kuartal ketiga tahun 2018. Ekspor tersebut memberikan suntikan sebesar USD 35 miliar per tahun bagi ekonomi Iran.
Sementara itu, indeks pertumbuhan ekonomi Iran selama dekade 2010-an berada di angka rata-rata nol. Situasi tersebut membuat periode itu dijuluki "dekade yang hilang" bagi ekonomi Iran. Menurut Pusat Statistik Iran, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 mencapai 4,8 persen.
Pertumbuhan ekonomi non-minyak juga meningkat dari 4 persen pada awal tahun 2021 menjadi 4,5 persen pada akhir tahun 2021. Pertumbuhan industri mencapai dua digit sebesar 11,9% pada tahun 2022. Pertumbuhan setinggi ini belum pernah terjadi sebelumnya sejak tahun 2016.
Selain itu, keamanan investasi telah meningkat secara signifikan sejak dimulainya pengukuran indeks pada tahun 2016. Itu adalah hasil dari "stabilitas makroekonomi". Komponen penting lainnya adalah "stabilitas nilai tukar" yang merupakan kunci untuk meningkatkan stabilitas makroekonomi dan keamanan investasi.
Yang terpenting adalah kebijakan anti-inflasi yang digagas oleh pemerintahan Ebrahim Raeisi berhasil menekan tingkat inflasi menurun dari 55% pada Maret 2022 menjadi 30,9% pada Maret 2023.
Langkah-langkah ekonomi lainnya yang diambil oleh pemerintah untuk menekan inflasi bersama dengan stabilitas mata uang menyebabkan penurunan signifikan dalam tingkat inflasi produsen dari 42,4% pada Maret 2022 menjadi 8,8% pada Maret 2024. [IT/G]
Story Code: 1150659