Gejolak Zionis Israel:
Menteri Pertahanan Israel Menyerukan Penyelidikan 7 Oktober
13 Jul 2024 01:49
IslamTimes - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah menyerukan penyelidikan negara terhadap serangan Hamas 7 Oktober, yang bertentangan dengan posisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras untuk mengakhiri perang Gaza terlebih dahulu.
Netanyahu telah berulang kali menentang penyelidikan apa pun ketika perang Gaza sedang berlangsung, dan bersikeras bahwa hal ini akan menghambat pelaksanaan operasi Yerusalem Barat terhadap militan Palestina.
Berbicara pada upacara kelulusan perwira Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari Kamis (11/7), Gallant mengatakan sebuah komisi harus segera dibentuk, dan harus menyelidiki semua orang.
“Ini harus memeriksa kita semua: para pengambil keputusan dan profesional, pemerintah, tentara dan badan keamanan, pemerintah ini – dan pemerintah selama dekade terakhir yang menyebabkan peristiwa 7 Oktober,” kata Gallant.
“Mereka perlu memeriksa saya, Menteri Pertahanan, harus memeriksa perdana menteri, kepala staf dan kepala Shin Bet, tentara dan semua badan nasional yang berada di bawah pemerintah,” lanjutnya.
Komisi tersebut harus melihat “kegagalan intelijen dan operasional” pada tanggal 7 Oktober dan bagaimana Hamas berhasil membangun pasukannya, tetapi juga bagaimana Zionis Israel melancarkan perang terhadap kelompok tersebut, Gallant menambahkan.
Politisi oposisi Benny Gantz telah menyerukan pembentukan komisi penyelidikan pada bulan Mei, sebelum mengundurkan diri dari kabinet perang. Jaksa Agung Gali Baharav-Miara menanyakan hal ini kepada Netanyahu bulan lalu, dengan alasan bahwa penyelidikan semacam itu adalah kunci untuk melawan pengaduan di Mahkamah Internasional dan Pengadilan Kriminal Internasional.
Secara tradisional, sebuah komisi negara akan dipimpin oleh seorang pensiunan hakim Mahkamah Agung, namun Netanyahu menentang penyerahan kekuasaan sebesar itu kepada Esther Hayut, mengingat kritiknya terhadap reformasi peradilan yang dilakukan Netanyahu. Baharav-Miara berargumentasi bahwa tidak ada mekanisme lain yang dapat melakukan tugasnya.
Sebelumnya pada hari Kamis (11/7), IDF merilis hasil penyelidikan internalnya terhadap pertempuran Kibbutz Be'eri pada tanggal 7 Oktober, menyimpulkan bahwa tentara “gagal dalam misinya” untuk melindungi penduduknya. Kibbutz menanggapinya dengan menyerukan pengunduran diri mereka yang bertanggung jawab dan menuntut penyelidikan komisi negara.
Surat kabar liberal Haaretz melaporkan pekan lalu bahwa, selama serangan Hamas tahun lalu, IDF mengeluarkan apa yang disebut Petunjuk Hannibal untuk menembaki tentara sahabat dan warga sipil agar mereka tidak ditangkap oleh militan.[IT/r]
Story Code: 1147387