Islam Times - Nasser Kanaani: Pemungutan Suara Majelis Umum PBB Menunjukkan 'Israel' dan AS Lebih Terisolasi dari Sebelumnya

Nasser Kanaani: Pemungutan Suara Majelis Umum PBB Menunjukkan 'Israel' dan AS Lebih Terisolasi dari Sebelumnya

IslamTimes - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan bahwa mayoritas suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB mencerminkan isolasi pendudukan Israel dan Amerika Serikat dalam komunitas internasional.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa di tengah penolakan internasional terhadap pendudukan, hanya AS yang masih mendukungnya.

Dalam postingannya di X, Kanaani menyatakan bahwa "dukungan penuh AS terhadap kejahatan Zionis di Gaza terjadi di tengah penolakan tegas yang belum pernah terjadi sebelumnya, meningkat, dan tegas terhadap pendudukan dan pemindahan paksa, serta dukungan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza."

Dia mencatat bahwa karena “pendudukan Israel lebih terisolasi dibandingkan sebelumnya dalam sejarah, hanya Amerika Serikat yang masih secara membabi buta mendukung entitas kriminal ini.”

Hal ini terjadi setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) mengeluarkan resolusi yang memberikan Palestina status keanggotaan penuh, di dalam badan tersebut sendiri, dan mendelegasikan masalah tersebut ke DK PBB pada hari Jumat (10/5).

Meski pemungutan suara tersebut dinilai hanya bersifat simbolis, namun hal tersebut merupakan langkah penting bagi pengakuan penuh Palestina sebagai negara anggota di seluruh badan PBB. Keputusan seperti itu perlu disahkan melalui Dewan Keamanan PBB (DK PBB).

Rancangan resolusi tersebut awalnya diperkenalkan oleh Uni Emirat Arab, menyusul pemungutan suara DK PBB pada 18 April yang memblokir proposal serupa.

“Negara Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota PBB sesuai dengan pasal 4 Piagam dan oleh karena itu harus diterima,” bunyi draf tersebut.

Mereka juga meminta Dewan Keamanan untuk “mempertimbangkan kembali masalah ini dengan baik.”

Proposal tersebut mendapat dukungan dari 143 negara anggota, sementara 25 negara abstain dan sembilan lainnya menentang teks tersebut. Namun, proposal tersebut berhasil melewati persyaratan dua pertiga suara ya.[IT/r]