AS - Gejolak Niger:
AS: Pentagon Memerintahkan Penarikan Seluruh Pasukan Tempur AS dari Niger
11 May 2024 23:06
IslamTimes - Militer AS telah memerintahkan pasukannya untuk menarik diri dari Niger menyusul pembatalan perjanjian militer oleh para pemimpin baru negara Afrika tersebut.
Para pemimpin baru Niger menuntut penarikan pasukan Amerika dan Prancis setelah mereka menggulingkan presiden Mohamed Bazoum yang didukung Barat pada 26 Juli 2023.
Mereka mengumumkan pada tanggal 17 Maret bahwa Niger telah membatalkan perjanjian kerja sama militer tahun 2012 dengan AS, dan menyerukan diakhirinya kehadiran “ilegal” militer AS di negara tersebut.
Menurut Politico, Pentagon minggu ini secara resmi memerintahkan 1.000 tentara tempur AS untuk mundur dari Niger.
Perintah tersebut dikeluarkan ketika pasukan Rusia yang baru tiba telah tinggal di pangkalan udara yang sama dengan pasukan Amerika di ibu kota Niamey, Pangkalan 101, selama berminggu-minggu.
Menurut seorang pejabat AS, pasukan akan dipindahkan ke pangkalan lain di wilayah tersebut dimana mereka masih dapat melakukan operasi militer.
Hingga militer negara tersebut menggulingkan pemerintah pro-Barat dalam kudeta musim panas lalu, pangkalan drone buatan AS di dekat Agadez di Niger tengah telah menjadi landasan bagi operasi militer Washington di wilayah Sahel.
Bazoum, dan pemerintahan Niger sebelumnya, telah memberikan lampu hijau kepada militer AS untuk beroperasi di negara tersebut, melatih pasukan Niger, dan mengambil bagian dalam apa yang digambarkan Amerika sebagai kegiatan kontra-terorisme.
Militer Niger yang berkuasa memutuskan untuk menangguhkan perjanjian militer dengan Amerika Serikat setelah delegasi pejabat senior militer Amerika mengunjungi negara Afrika Barat tersebut dan memperingatkan negara tersebut mengenai peningkatan hubungan dengan Rusia dan Iran.
Namun, para pemimpin baru menolak kehadiran pasukan AS yang “ilegal” di wilayah Niger, dengan mengatakan “hal itu tidak disetujui secara demokratis dan memberikan kondisi yang tidak menguntungkan bagi Niger, khususnya dalam hal kurangnya transparansi mengenai kegiatan militer.”
Niger juga menyerukan keluarnya pasukan Prancis dari negaranya dan membatalkan dua kemitraan keamanan dan pertahanan dengan UE tahun lalu.
Sebaliknya, negara Afrika Barat tersebut menandatangani nota kesepahaman untuk memperkuat kerja sama pertahanan dengan Rusia pada Desember lalu.
Niger juga telah menandatangani perjanjian pertahanan trilateral dengan negara tetangganya, Burkina Faso, dan Mali, yang mengikat ketiga negara Sahel untuk saling membantu jika terjadi serangan militer terhadap salah satu negara tersebut.[IT/r]
Story Code: 1134379