Islam Times - Sayyid Nasrallah dari Hizbullah Membahas Negosiasi Gencatan Senjata dan Dukungan Front dengan Pimpinan Hamas

Sayyid Nasrallah dari Hizbullah Membahas Negosiasi Gencatan Senjata dan Dukungan Front dengan Pimpinan Hamas

IslamTimes - Pertemuan tersebut melibatkan tinjauan komprehensif terhadap kondisi dan perkembangan terkini di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan berbagai bidang pendukung.

Diskusi juga berpusat pada perundingan yang sedang berlangsung yang bertujuan untuk mengakhiri agresi terhadap Gaza dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi upaya perlawanan Palestina.

Enam bulan sejak dimulainya operasi militer perlawanan Islam di Lebanon melawan pendudukan Zionis Israel di Lebanon selatan, front tersebut tetap terbuka sampai agresi Israel terhadap Gaza berakhir.

Sementara itu, perhatian beralih pada hasil perundingan yang sedang berlangsung mengenai gencatan senjata di Gaza.

Beberapa hari yang lalu, Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, menyalahkan pendudukan Zionis Israel atas kegagalan mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, meskipun Hamas menunjukkan sikap positif dan fleksibilitas dalam negosiasi.

Dalam pidatonya yang merinci pendirian Hamas mengenai perundingan gencatan senjata dan perkembangan di Gaza, Haniyeh menekankan bahwa pendudukan menghindari penyelesaian logis dari masalah pertukaran tahanan. Haniyeh menegaskan kembali kesediaan Hamas untuk mencapai kesepakatan yang menjunjung tinggi prinsip-prinsipnya, dengan menyatakan, “Jika kami menerima komitmen yang jelas untuk menghentikan agresi dan memulangkan para pengungsi, kami akan fleksibel dalam masalah tahanan.” Haniyeh menyoroti pendekatan konstruktif dan komitmen Hamas terhadap perjanjian komprehensif dalam tiga tahap, bergantung pada jaminan internasional.

Sikap ini sejalan dengan laporan di surat kabar Zionis Israel Maariv, yang bertentangan dengan klaim Mossad bahwa Hamas tidak tertarik pada kesepakatan pertukaran tahanan. Menurut sumber senior keamanan Israel yang dikutip di surat kabar tersebut, pihak Israellah yang keras kepala dalam masalah pertukaran tahanan, dan ketidaksepakatan antara tingkat politik dan profesional di pemerintahan menghambat negosiasi.

Haniyeh juga mengungkapkan bahwa Hamas telah menetapkan tiga syarat sejak awal perundingan: gencatan senjata, memblokir semua rencana mencurigakan yang menargetkan Gaza, dan komitmen terhadap pertukaran tahanan.

Hal ini terjadi ketika jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui angka 31.112, dengan 72% korbannya adalah perempuan dan anak-anak, menurut laporan Kementerian Kesehatan. Dalam 24 jam terakhir saja, pasukan pendudukan telah melakukan 7 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian 67 warga Palestina dan melukai 106 lainnya.[IT/r]